|
pemuda/i GKPS Denpasar |
Desember telah tiba dan Natal
sudah di depan mata. Perayaan-perayaan natal sudah terdengar seakan berebut
tanggal dan hari akhir pekan. Bayangkan saja, pada hari Sabtu di bulan Desember
terdapat lebih dari 2 undangan perayaan natal, sampai-sampai galau memilih
menghadiri yang mana. Gereja, universitas, fakultas maupun perkumpulan marga,
semua sangat antusias menyambut kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Tidak
ketinggalan juga pemuda/i dari GKPS Denpasar.
Adanya kesamaan suku di GKPS,
yaitu Batak Simalungun, membuat kekeluargaan sangat terasa di jemaatnya,
apalagi letak GKPS Denpasar yang merupakan GKPS satu-satunya di pulau Bali.
Pemuda/i-nya sebagaian besar merupakan mahasiswa rantau. Pada tahun ini, natal
pemuda/i GKPS Denpasar diadakan dengan mengambil tema “Christmas TIME”.
Lalu, dimana letak merayakan natal
dengan budaya Simalungun? Pada natal kali ini, Pemuda/i GKPS Denpasar memakai
gonrang dan sulim sebagai alat musiknya. Saya sebagai orang yang tumbuh besar
di kota Medan sudah sangat jarang mendengar bunyi alat musik ini selain di
pesta atau acara adat, apalagi di pulau Bali yang bukan merupakan ‘rumah’nya
orang Batak?
Gonrang merupakan alat musik khas
Batak yang dimainkan dengan cara di pukul, sedangkan sulim dimainkan dengan
cara ditiup. Alat musik tradisional ini dipadukan dengan alat musik modern
seperti keyboard, gitar, kajon dan bass, sehingga unsur tradisional dapat
dibawakan dengan gaya anak muda jaman sekarang. Lagu-lagu yang dimainkan berupa
lagu natal dan beberapa lagu gereja simalungun yang diambil dari buku Haleluya.
Seluruh pemuda/i GKPS Denpasar
diwajibkan memakai suri-suri, termasuk juga para penatalayan seperti pemusik
dan MC. Bukan hanya itu, sebelum ibadah dimulai, pendeta, majelis, dan tamu
undangan juga disambut dan dihantarkan dengan tarian Simalungun. Selain membawa
budaya Simalungun, cerita tentang kelahiran Tuhan Yesus dan liturgi-liturgi
lainnya ditampilkan dalam bentuk visualisasi drama, siluet, pantonim, fragmen
dan video.
Tema tentang waktu diangkat
dengan tujuan adanya perubahan pada pemuda/i agar lebih menghargai waktu yang
telah diberikan Tuhan dengan sebaik-baiknya, karena seperti yang kita tahu masih
banyak orang yang belum bisa menghargai waktu, misalnya dari hal yang terkecil
saja seperti sikap on time. Sampai-sampai ada sentilan yang mengatakan bahwa
jam karet adalah jam nya orang batak (bahkan dari temanya saja sudah membawa
kebiasaan orang batak, hehehe :p)
Semua pemuda/i GKPS Denpasar
mengambil peran dalam perayaan natal ini. Luar biasa memang talenta yang
diberikan Tuhan. Nyanyi, nari, main musik, drama, semuanya ditujukan hanya
untuk kemulian Sang Pemberi, Tuhan kita. Melalui tulisan ini saya juga mengucapkan
selamat ulang tahun yang ke-61 untuk semua pemuda/i GKPS di seluruh Indonesia, semoga
kita semua sebagai muda/i Simalungun semakin giat dalam melayani Tuhan dan
semakin banyak anak muda yang selalu mengingat budayanya dimanapun ia berada.
|
tim musik |
|
tim musik |
|
bersama ketua panitia, pembicara, pembimbing dan kak pendeta |
|
disambut dengan tarian dan musik simalungun |
|
pantonim manusia jatuh ke dalam dosa |
|
drama siluet kelahiran Yesus |
|
drama kelahiran Yesus |
|
oh holy night.. |
|
koor : Tuhan Berapa Lama Lagi |
|
drama siluet "Christmas TIME" |
|
drama siluet "Christmas TIME" |
|
drama siluet "Christmas TIME" |
|
drama siluet "Christmas TIME" |
|
no caption needed :D |