let's go get lost

PERTEMUAN TERAKHIR

Pertemuan Terakhir
Cerpen by Violeta Charisma Saragih


Cuaca mendung sore ini. Tidak ada matahari, yang ada hanyalah angin sejuk sepoi-sepoi. Seorang gadis duduk di beranda kosnya sembari menikmati udara sore yang begitu menenangkan. Saat semua orang membenci mendung karena kelabunya, Nara malah sangat mencintai mendung. Menurutnya hembusan angin yang membawa butiran-butiran kecil air hujan saat mendung mengandung rasa nyaman dan tenang.

Dia duduk tertunduk, melihat ke layar handphonenya. Ada sebuah message tertulis dari kakaknya. 'Nara, sampai kapan kamu mau begini terus? Menutup diri dari orang-orang sekelilingmu? Keluar dan bersosialisasi lah..' langsung saja di deletenya message itu tanpa membalasnya. Huh, semua orang memang tidak bisa mengerti, hanya bisa menuntut saja. Seketika itu juga pikirannya melayang, pada ingatan yang sangat tak ingin di reka kembali. Memori 3 bulan lalu...

***

Nara sudah bertekad pagi itu, dia tidak akan menangis. Dia tidak akan mengeluarkan setitik air mata pun, walaupun ia tahu hari ini adalah hari yang sangat kelam baginya.

"Kopermu sudah beres semua, sayang?" Nara bertanya kepada Rei, kekasihnya.

"Sudah sayang, terimakasih udah bantuin aku packing ya. Kita sarapan dulu yuk, abis itu langsung ke bandara" Rei menjawab lembut yang disambut anggukan ragu-ragu dari Nara.

Hari itu adalah hari kepulangan Rei setelah sebulan mengunjungi Nara di perantauan. Mereka adalah sepasang kekasih yang menjalani hubungan jarak jauh. Selama hampir satu tahun mereka tidak bertemu, tidak bertatap muka, hanya saling mendengar suara dan bertukar kata-kata. Sampai suatu saat Rei memberi kabar bahwa ia akan menemui Nara. Ia akan menyebrangi pulau demi pulau hanya untuk melihat Nara, berbicara dengan Nara secara langsung, menemani Nara. Bukan main senangnya gadis itu, apalagi mengetahui bahwa Rei mengorbankan banyak hal demi keinginannya.

Jantung Nara berdetak kencang saat menjemput sang long-distancernya. Banyak yang bilang saat sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu lalu bertemu kembali seperti dua orang yang baru saja dipertemukan cinta. Malu-malu.

Masih terekat erat diingatannya saat Nara menjemput Rei di bandara. Dengan balutan jaket abu-abu pemberian Nara, kaos yang pas dengan tubuh machonya, jeans hitam dan rambut bergaya spike sesuai permintaan Nara dulu membuat cowok yang satu ini terlihat keren sekali. Saat mata mereka bertemu langsung saja Rei menyambutnya. Rei memeluknya dengan erat, mencubiti pipinya, mencium keningnya. Manis sekali. Dan sejak saat itu hari-hari sepi Nara dipenuhi dengan Rei. Jalan-jalan bersama Rei, belanja bersama Rei, makan bersama Rei, bercanda bersama Rei, bertengkar bersama Rei, menangis bersama Rei. Rasanya perjuangan Nara memendam rindu selama ini kepada Rei terbayar sudah.

Tapi ternyata hari ini harus datang juga. Dimana setiap pertemuan ada perpisahan sebagaimana setiap kehidupan ada kematian. Mata Nara bengkak dan sembab, terlihat bahwa ia habis menangis. Nara memang menangis semalaman untuk Rei, untuk kekasih hatinya yang akan meninggalkanya, dan Nara takut karena ini adalah pertemuan terakhirnya dengan Rei, setidaknya sebagai sepasang kekasih. Nara sudah yakin dengan keputusannya.

"Kenapa kamu harus pergi? Kamu tidak tahu kalau aku sendirian? Aku kesepian disini"

"Aku mengerti sayang. Tapi sudah jalan kita untuk terpisah jarak dan waktu. Yang terpenting aku sudah melihatmu disini. Aku sudah mengetahui lingkungan dan keseharianmu. Percayalah kita pasti bisa melewati ini" Rei menenangkan Nara dengan lembut. Perjuangan mereka bukan hanya sebatas perbedaan tempat dan waktu. Masih ada perbedaan lagi yang membuat Nara takut dan akhirnya mengambil keputusan ini. Maafkan aku Rei..

"Nara?? Nara sayang???" Nara terbangun dari lamunannya.

"Yaa? ada apa Rei?" Nara menjawab terbata

"Kamu kenapa? Aku tadi tanya makan apa kita pagi ini untuk sarapan?"

"Oh, maaf sayang. Roti gulung sosis ciptaanmu saja bagaimana?"

"Oke, jangan melamun lagi yaa. Waktu kita tinggal sedikit." jawab Rei sambil mengusap kepalanya seperti anak kecil. Nara sangat suka diperlakukan seperti itu oleh Rei. Diperlakukan seperti anak kecil membuatnya merasa terlindungi. Tubuh Rei yang tinggi dan bidang selalu membuatnya merasa aman.

Sehabis sarapan mereka bergegas ke bandara. Hati Nara merasa sesak selama di perjalanan, seperti ada bom yang meledakkan hatinya beberapa menit sekali dan menghancurkannya berkeping-keping. Hhhh, tidak boleh menangis Nar. Jangan biarkan tangisanmu menjadi beban bagi Rei. Seakan-akan Rei yang meninggalkan dirinya. Padahal pada awalnya Nara lah yang berniat untuk menempuh pendidikan di luar, jauh dari rumahnya, jauh dari orangtuanya, jauh dari kekasihnya.

Jam menunjukkan pukul 9 tepat, 20 menit lagi pesawat Rei akan berangkat. Nara dan Rei duduk dibangku ruang keberangkatan. Sibuk dengan pikiran masing-masing. Sesekali Rei mengajak Nara bercanda, namun hanya ditanggapi dengan senyuman oleh Nara. Nara berusaha menahan diri sekuat tenaga, menahan emosi yang sudah bergejolak, menahan rasa sedih yang tak terbendung lagi, menahan air mata yang sudah mendesak keluar dari pelupuk matanya. Nara tidak mengerti bagaimana bisa Rei menyembunyikan kepedihan hatinya, dia tegar sekali.

"Aku sedih, sedih sekali. tapi bagaimana bila aku ikut menangis bersamamu? Siapa yang akan menguatkan mu? siapa yang akan menghapus air matamu? siapa yang akan kuat memelukmu?" kata-kata Rei terngiang kembali dikepalanya.

Kepada penumpang pesawat Lion Air dengan No. penerbangan JT 222 tujuan Jogja dipersilahkan untuk memasuki pesawat udara

Dheg! Panggilan itu datang. Panggilan yang merebut Rei dari sisi Nara dan membawanya pulang. Nara terdiam, menatap Rei. Mata indahnya, rambut hitamnya, lembut bibirnya. Secepat kilat Rei langsung memeluk Nara, mendekap gadis itu dalam dadanya. Seketika itu juga kaos Rei basah dengan air mata Nara. Nara menangis tersedu-sedu. Tiba-tiba sebuah ciuman mendarat di bibir Nara. Tidak lama, hanya sekilas, namun sangat membekas. Dua sejoli ini seakan tidak perduli dengan keadaan sekitar yang hiruk pikuk. Nara selalu menginginkan bibir lembut Rei, tapi tidak yang seperti ini. Ciuman singkat yang berisi kepahitan. Sebuh ciuman -perpisahan.


***
It's the best day ever... the best day ever...
Suara spongebob yang sedang asik bernyanyi menjerit dari handphone Nara. MAMA, tertera di layarnya. 

"Halo, ada apa ma?" Tidak biasanya mama meneleponnya seperti ini.

"Lagi dimana kamu Nara? Apa yang kamu lakukan dengan Rei disana?" suara mama terdengar marah.

"Rei sudah pulang ma, Nara sedang sendiri disini"

"Bagaimana bisa anak itu datang mengunjungi mu? Kenapa kamu masih berhubungan dengan dia?"

Hhhff, aku sudah menduga percakapan ini akan terjadi.
"Nara sayang Rei maa.." suara Nara bergetar. Hanya kata-kata itu yang mampu diucapkan Nara. Dia tahu tidak ada gunanya berdebat dengan mamanya yang dari dulu tidak merestui hubungannya dengan Rei.

"Nara sayang, masih banyak orang diluar sana, Kenapa harus dengan Rei? Carilah orang yang seiman dengan kita. orang yang juga mencintai Tuhanmu. Perjalananmu masih panjang Nar."

Ya, Nara dan Rei bukan hanya sepasang kekasih yang berada dalam perbedaan jarak dan waktu, tetapi juga keyakinan. Sudah banyak tekanan yang didapat Nara selama ini baik dari keluarga, teman-temannya, juga dari dalam dirinya sendiri. Nara capek menyembunyikan hubungan mereka dari orang-orang sekelilingnya, Nara capek merasa iri bila melihat sepasang anak muda berdoa bersama sebelum makan atau pergi beribadah bersama. Nara capek ketika ia tahu bahwa ia sudah diperingati namun ia hanya bisa meyakinkan dirinya kalau semua baik-baik saja. Nara capek ketika ingin berbagi cerita dengan orang lain untuk mendapat dukungan tetapi yang didapat hanya cemooh. 

"Iya ma, mama tenang saja. Setelah kepulangan Rei kemarin Nara sudah memutuskan hubungan dengannya. Nara hanya ingin melihatnya sebelum benar-benar berpisah dengannya. Sudah ya ma, Nara capek." Tiit..titt...tiitt..

Tidak baik bersikap seperti itu kepada orang tuanya, tapi Nara yakin mamanya tahu apa yang dia rasakan. Tidak ada lagi yang bisa dipertahankannya dengan Rei. Oleh karena itu Nara sudah merencanakan dari awal untuk memutuskan hubungan mereka setelah kepulangan Rei. Rei awalnya tidak terima, tapi dengan penjelasan Nara akhirnya Rei mengerti.

Nara benar-benar menikmati kebersamaannya dengan Rei, kebersamaannya yang terakhir -sebagai sepasang kekasih. Sepasang kekasih yang harus dipisahkan oleh keyakinan mereka sendiri. Suatu keputusan yang sulit mengingat betapa mencintanya mereka. Sekarang Nara kembali sepi. Dia memilih untuk menutup diri dari orang-orang sekelilingnya, menutup hatinya. Nara takut terjatuh lagi pada orang yang salah dan merasakan sakit dan luka yang sama di masa yang akan datang.
Share:
Read More
,

sepenggal suara hati

aku masih diluar
tempat yang tepat untuk memutuskan
akan masuk atau tidak
akan menerima atau menolak

aku masih diluar
tempat yang terang untuk melihat
dengan caraku sendiri
sebelum aku masuk
dan buta oleh mu

aku masih diluar
fikiran menarik kaki ku
melangkah masuk
tapi tidak dengan hatiku
Share:
Read More

Bazaar Duduk, Penggalian Dana Unik dari Bali


Saya masih ingat ketika pertama kali datang ke Bali untuk kuliah, pada masa awal perkuliahan sekelompok kakak kelas datang ke kelas saya. Mereka mengumumkan akan diadakannya bazaar oleh HMA (Himpunan Mahasiswa Arsitek) dan meminta bantuan dari adik kelas mahasiswa baru untuk membantu menjualkan bazaar tersebut. Satu orang mahasiswa baru mendapat jatah 10 kupon dimana bila saya bisa menjual habis kupon tersebut saya mendapat poin SKP (Satuan Kredit Partisipasi) yang poinnya dikumpulkan sebagai syarat wisuda pada akhir perkuliahan dan mendapat bonus satu kupon bazaar free. Kupon bazaar tersebut merupakan secarik kertas seharga 35rb yang bisa ditukarkan dengan makanan pada saat acara bazaar berlangsung. Acara bazaar sendiri umumnya dilakukan di suatu restoran yang cukup luas dan pihak panitia bekerja sama dengan pihak restoran untuk menyelenggarakan acara ini.

Tidak hanya membantu dalam menjualkan kupon, kami mahasiswa baru juga diminta tolong menjadi waiter dan waitress yang berarti kami berperan dalam melayani tamu di bazar tersebut. kami mencatat pesanan, memberikannya ke dapur, dan mengantarnya ke tamu.

Dalam acara bazaar ini juga diadakan panggung untuk menampilkan band-band atau musik akustik dari mahasiswa atau dari luar. Ada stand up comedy, acara request lagu -2 ribu rupiah per lagu-, dan juga sexy dancer. Acara ini tidak hanya di lakukan di tingkat jurusan saja, namun sampai ke tingkat fakultas. Bila pada tingkat jurusan hasil penggalian dana dari acara bazaar ini digunakan untuk keperluan Himpunan Mahasiswa atau untuk studi ekskursi bagi mahasiswa arsitek, maka ditingkat fakultas digunakan untuk keperluan Senat.
Saya yang merupakan pendatang awalnya terheran-heran dengan acara ini, dimana dari tempat asal saya belum pernah ditemui acara bazaar yang seperti ini. Sangant unik, dimana dulu -ditempat asal saya- kami membuat penggalian dana untuk menopang sebuah acara, namun kali ini kami membuat acara untuk sebuah penggalian dana. Acara ini juga sangat efektif untuk ajang berkumpul mahasiswa-mahasiswi dari jurusan atau fakultas. Begitu juga untuk menampilkan kreatifitas dari mahasiswa untuk mengemas acara yang tepat, dekorasi yang menarik dan pelayanan yang baik terhadap tamu-tamu sehingga setiap orang yang berkunjung ke acara tersebut merasa nyaman. Selain itu kekompakan panitia juga di uji disini, sekalian ajang untuk mendekatkan diri kepada mahasiswa baru ataupun sebaliknya.

Tidak hanya mahasiswanya saja, bahkan dosen pun ikut berpartisipasi dalam bazaar ini. Namun kebanyakan dosen berpartisipasi dalam pembelian kupon sehingga spesial untuk para dosen boleh memakai sistem delivery.

Selain bazaar duduk juga ada bazaar lain yang sering dilakukan pemuda-pemuda Bali untuk penggalian dana, yaitu bazaar lepas. Letak perbedaannya adalah muda-mudi tidak terjun langsung kelapangan. Tidak ada waiter atau waitress dan panitia. Pengunjung hanya menukarkan kuponnya dengan makanan di tempat yang telah ditentukan seperti restoran ataupun fast food.

Selain dilakukan dikalangan universitas, ternyata pada suatu banjar -organisasi kemasyarakatan masyarakat tradisional Bali, seperti RT/RW- membuat acara seperti ini. Umumnya yang melaksanakan aktif adalah pemuda-pemudi dari banjar tersebut. Tujuannya utamanya adalah penggalian dana namun banyak keuntungan lainnya yang bisa didapat seperti menjalin kekeluargaan dan kerja sama antar satu dengan yang lainnya.

Oleh karena itu jangan heran bila suatu saat anda tinggal di Bali dan kemudian ditawari kupon bazaar oleh mahasiswa mahasiswi atau pemuda pemudi di Bali.
Share:
Read More

Siswa SMK ikut SNMPTN, WHY NOT?


"The best way to predict the future is to create it" - Peter Drucker

Judul dari tulisan ini adalah kata-kata yang selalu terngiang di kepala saya semasa saya sekolah dulu. Saya seorang siswi SMK Teknik jurusan Teknik Gambar Bangunan di salah satu SMKN di Deli Serdang. Sekolah saya lebih umum disebut STM dan mayoritas muridnya adalah laki-laki. SMK adalah sekolah kejuruan dan setara dengan SMA, bedanya murid SMK dididik untuk siap kerja. Karena itu pelajaran di SMK pun berbeda dengan SMA. Di SMK terdapat pelajaran kejuruan yang porsinya sama dengan pelajaran umum. Bisa dibilang porsi pelajaran umum pada SMK hanya sedikit bila dibandingkan dengan SMA. Seperti di pelajaran kimia atau fisika, siswa SMK hanya mempelajari kulit-kulitnya saja. Pelajaran kelas 1 SMA bisa setara dengan pelajaran kelas 2 SMK. Bahkan disekolah saya tidak ada pelajaran biologi, tetapi mata pelajaran IPA yang didalamnya mempelajari tentang karya ilmiah, limbah, bencana alam, dll.
Tapi jangan salah, anak SMK mungkin bisa kalah di pelajaran umunya, tetapi dalam masalah skill di jurusan masing-masing jangan ditanya lagi. Selesai sekolah mereka sudah bisa langsung kerja, bahkan sebelum lulus sekolah sudah ada perusahaan yang mencari. Banyak teman sekolah saya yang langsung bekerja setelah lulus sekolah. Ada yang sesuai jurusannya masing-masing namun ada juga yang lari dari jurusannya. Oleh karena itulah banyak orang yang tidak berniat untuk meneruskan sekolah ke jenjang perguruan tinggi lebih memilih SMK dan karena itu juga siswa SMK banyak yang merasa takut untuk mengikuti seleksi perguruan tinggi karena harus bersaing dengan siswa/i SMA yang pelajaran umumnya jauh diatas kami.
Pola fikir ini pun tidak tercipta dengan sendirinya. There is an unforgettable moment saat saya bersekolah dulu. Ketika itu saya duduk dikelas dua belas dan lagi sibuk untuk mempersiapkan SNMPTN. Saat itu dikelas lagi sharing santai bersama guru dan saya membahas contoh soal untuk try out SNMPTN di meja saya. Tiba-tiba guru saya berbicara kepada semua murid “Kalian gak usah terlalu berharap untuk masuk perguruan tinggi negri. Kita sangat sulit bersaing dengan murid SMA. Cukup sekolah di perguruan swasta aja sudah bagus.” Deg! Jantung saya mencelos ketika mendengar ucapannya. Cukup mematahkan semangat pada saat itu, ditambah lagi diantara teman-teman sekelas saya hanya satu dua orang saja yang sangat berniat untuk lolos ke perguruan tinggi negri dengan segala persiapannya. Tapi setelah itu saya merasa apa yang dikatakan guru saya tidak benar. Saya seharusnya menjadikan itu sebuah motivasi dan saya harus bisa membuktikan kalau itu adalah pernyataan yang tidak tepat. Dan puji Tuhan akhirnya saya bisa, saya berhasil lulus di salah satu perguruan tinggi negri di Bali jurusan Arsitektur. I wanna share about it and i hope it can be such a good example how to prepare SNMPTN.

-You have to get up every morning and tell yourself "I CAN DO THIS!"

Bimbel oh Bimbel

Yap, bimbel a.k.a bimbingan belajar. Pasti banyak siswa yang mempersiapakan dirinya dengan bimbel. Banyak bimbel yang bertebaran sekarang ini. Dari yang murah sampai yang mahal, dari yang tidak bergaransi sampai bergaransi, dari yang kecil sampai yang besar dan dari yang terkenal sampai tidak terkenal. Tempat bimbel ku sendiri merupakan bimbel kecil dan tidak terlalu terkenal. Murid kelas dua belasnya hanya sekkitar 60 orang (4 kelas). Tentornya juga tidak banyak, cukup 2 atau 3 untuk satu mata pelajaran. Tapi yang terpenting bukan kuantitas, melainkan kualitasnya.
Saya mulai bimbel sejak kelas 12 semester pertama. Hari pertama belajar rasanya menyedihkan sekali. Teman sekelas saya semuanya berasal dari SMA swasta yang cukup terkenal dan sudah mulai bimbel dari kelas 10 atau 11. Pelajaran petamanya pun matematika dengan topik integral. Medengarnya saja saya tidak pernah, apalagi mempelajarinya. Tentor menjelaskan teori dasar dengan cepat karena teman-teman saya sudah mempelajarinya dari kelas 11 akhir. Baru 15 menit kelas berjalan, kepala saya sudah pusing melihat simbol-simbol yang lebih mirip cacing kepanasan dibandingkan soal yang harus dipecahkan.
Namun sepertinya tentor saya mengerti akan hal itu. Beberapa kali dia bertanya ‘mengerti?’ kepada semua murid namun matanya tertuju pada saya. Dan saya tidak tahu harus menggeleng atau mengangguk. Pelajaran selanjutnya pun tidak kalah mengerikan. Fisika, kimia semuanya diluar jalur. Terlebih lagi biologi -saya tidak pernah belajar biologi selama 2 tahun saya di SMK -saya buta dan hanya bisa mengingat pelajaran SMP saja. Hanya pelajaran bahasa Indonesia dan  bahasa Inggris yang terikuti. Saat itu yang ada di benak saya hanya satu kata, MENYESAL. Ya, menyesal. Saya ingat ketika dulu saya sangat santai tidak belajar dan orang tua saya menyuruh untuk mempelajari buku-buku pelajaran SMA kakak saya. Itu pernah saya lakukan tapi hanya bertahan 3 hari saja.
Lama-kelamaan keadaan pun membaik. Saya sering berdiskusi satu atau dua jam dengan tentor setelah pelajaran dikelas selesai. Ini juga salah satu kelebihan bimbel kecil yaitu muridnya tidak terlalu banyak dan tidak perlu menunggu lama giliran untuk berdiskusi. Tentor mengatakan harus belajar dari dasar dulu. Pondasi untuk teori itu sendiri harus kuat agar bisa mengerjakan soal. Saat itu jadwal bimbel masih 3 kali seminggu, tapi kita bisa datang kapan saja untuk berdiskusi. Bimbel juga sering mengadakan try out SNMPTN ataupun UN, saya juga terkadang mengikuti try out dari luar bimbel walaupun hasilnya masih sangat kurang.
Satu bulan sebelum SNMPTN –sudah selesai UN- dibukalah kelas intensiv. Kami belajar setiap hari, kelas mulai dari jam 9 pagi sampai sore. Bahkan seringkali dilanjut dengan diskusi sampai malam. Tempat bimbel sudah seperti rumah kedua bagi ku pada saat itu. Kalau sudah jenuh terkadang kami bernyanyi dan main gitar. Pernah selagi menunggu giliran untuk diskusi, kami membuat kelompok belajar sendiri disuatu kelas dan kami juga yang menjadi tentornya. Pernah juga beberapa murid tidak ingin pulang karena lagi seru mengerjakan soal matematika dan membuat tentor yang melihatnya tidak jadi pulang. Tidak tega melihat begitu semangat murid-muridnya belajar dan akhirnya menemani kami sampai selesai.

Belajar di Rumah

Selain belajar di tempat bimbel, kita juga harus belajar saat di rumah. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Belajar memang menyakitkan, tapi jangan tanya apa rasanya kalau kita berhasil mendapatkannya. Manfaatnya pun tidak hanya didapat saat di bimbel saja. Kalau murid SMK seperti saya, pelajaran disekolah tidak terlalu sulit lagi karena pelajaran di bimbel sudah selangkah lebih maju. Pada saat teman-teman saya baru belajar integral (kelas 3 semester 2), saya sudah mengerti lebih dulu. Jangan lupa juga untuk tetap membahas soal ya. Bank soal dan soal-soal SBMPTN yang tahun-tahun lalu sangat berguna untuk melatih kita. Ada baiknya kalau kita menentukan target belajar. Misalnya satu hari harus membahas minimal 10 soal per mata pelajaran, atau minimal 2 jam dalam sehari disisihkan untuk belajar.

Try Out dan Try Out lagi


Try out juga bermanfaat untuk mengukur kemampuan. Sering-sering saja ikuti try out, baik yang akbar ataupun yang tidak. Di daerah saya try out akbar digelar di suatu hall yang dapat menampung beribu-ribu orang. Peserta try out pun datang dari mana saja. Hal ini melatih kita terbiasa dengan keadaan ujian dan dengan waktu yang tersedia untuk mengerjakannya. Setelah try out juga kita bisa melihat nilai yang kita peroleh dan kunci jawaban dari try out tersebut. Bila masih ada materi yang tidak dimengerti dari try out bawa lagi ke tempat bimbel dan diskusikan dengan tentormu. Dulu saya sangat lemah di bidang IPA. Pada saat bimbel saya mengadakan try out, nilai TPA saya bisa masuk dalam peringkat tiga besar dan nilai dasar di peringkat pertengahan. Namun ketika nilai IPA, nama saya bisa berada diurutan tiga terbawah. Tapi saya tidak menyerah dan mempersiapkan strategi untuk itu. Misalnya mengoptimalkan bagian dasar dan mengosongkan jawaban apabila ragu-ragu pada bagian IPA (jawaban yang salah mengurangi nilai) dan juga memilih perguruan tinggi yang bisa kita raih dengan nilai kita.

Intinya hanyalah JANGAN MALAS. Perjuangan untuk perguruan tinggi negri hanya beberapa bulan saja dan jangan sia-siakan itu. Mungkin banyak orang berfikir kalau tahun depan ada kesempatan bila gagal, tapi semangatnnya pasti akan berbeda. Kalau kita tahu bahwa pengetahuan kita akan materi ujian SMPTN sangat minim, maka kita harus lebih giat dari murid-murid SMA. Kita juga harus mengetahui strategi memilih kampus dan jurusan pada saat kuliah nanti. Juga strategi untuk mengerjakan soal ujian. Mulai sekarang ayo buka buku kalian, belajar lebih giat dan berhentilah untuk selalu menunda-nunda. Semoga tulisan saya ini bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman SMK yang ingin melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi negri. SMK BISA!!!

Selain bimbel ada juga hal yang membuat perjuangan mempersiapkan diri untuk SNMPTN lebih terasa. Pada saat itu saya mengikuti LKS (Lomba Keterampilan Siswa) bidang Autocad mewakili sekolah dan daerah saya. LKS itu sendiri adalah lomba yang diikuti siswa/i SMK sesuai jurusannya. Lomba ini terdapat dalam beberapa tingkat yaitu tingkat sekolah, kota/kabupaten, provinsi dan akhirnya nasional. Oleh karena itu saya berusaha untuk membagi setiap waktu saya. If you want to know about it, check my next post out! 
Share:
Read More

Kembali Lagi dan Lagi

Hai, lama sekali rasanya tidak menuis di blog ini (kurasa postinganku yang terakhir juga memakai kata pembuka seperti ini –“). Yah itu membuktikan betapa jarangnya aku menulis. Bukannya aku adalah orang sibuk sedunia atau apa, tapi seringkali saat ide dan kata-kata yang dapat ditulis itu melayang-layang dikepalaku tetapi keadaan tidak mengijinkan dan yah, ide itu menghilang begitu saja.
Dan sekarang aku juga bingung ingin menulis apa tapi yang jelas ada dorongan untuk mencari notebook, modem dan disinilah aku sekarang, sedang mengetik. Mungkin dorongan itu muncul dari buku yang aku baca sore ini. Jadi ceritanya tadi siang setelah nonton bersama adikku yang paling kecil, kami mampir ke gramedia. Setelah melihat-lihat novel, aku beranjak kebagian buku pengembangan diri. Ada satu buku yang menarik perhatianku. Dream Catcher. Buku itu memotivasi orang yang membacanya untuk menggapai mimpinya, tak perduli seberapa mustahilnya itu. Dalam buku itu juga terdapat halaman-halaman yang dapat kita isi dengan hal-hal yang berkaitan dengan isi tiap bab buku tersebut. Jadi aku mengambil buku itu dan membawanya ke kasir.
Sesampainya dirumah aku langsung membuka segel dan membacanya. Halaman buku itu didesain menarik dengan gambar dan warna-warna yang eye-catching. Sangat didesain untuk anak muda yang umumnya tidak suka dengan hal yang monoton dan itu-itu saja. Mungkin lebih mirip scrap book yang dapat kita isi dengan pendapat kita sendiri. Dihalaman pertama kita langsung disuguhkan dengan kolom ‘MY DREAMS ARE...’ dan dibawahnya terdapat tulisan ‘I WILL CATCH ALL MY DREAMS!’ dengan gambar seorang anak yang sedang memancing awan. Tapi aku tidak langsung mengisinya. Karena sejujurnya aku belum tahu cita-cita ku yang sesungguhnya. Mungkin setelah membaca habis buku ini aku akan menemukannya.
Baru saja ssampai ke halaman delapan kita langsung disuguhi lagi dengan kolom “ALL MY DREAMS ARE:...” tapi dibawahnya tertulis ‘PLEASE WRITE DOWN YOUR DREAMS AS MANY AS YOU WANT.” Karena itu aku tulis saja sebanyak-banyaknya apa yang aku impikan. Dari yang mungkin sampai tidak mungkin dan dari yang waras sampai tidak waras. Bisa rutin saat teduh, lulus kurang dari 4 tahun dengan nilai cum laude, menjadi arsitek dgn desain yang berbeda dan berguna hingga dikenal banyak orang danmenjadi inspirasi bagi orang lain, mengajak mama papa liburan ke luar negri, be a master of 3D, bisa S2 di luar negri, jago maen gitar, bisa bawa mobil, wanita karir dengan keluarga yang bahagia dan lain-lain, sampai akhirnya menjadi penulis. PENULIS.
Aku suka membaca. Lebih suka novel, teenlit, chicklit, dan buku pengembangan diri sebenarnya, daripada buku pelajaran ataupun buku arsitektur *ehh? Mungkin ini yang membuatku menulis dikolom itu untuk menjadi penulis. Namun aku selalu berfikir bahwa aku selalu harus berusaha lebih keras dari orang lain untuk bisa mahir di hal-hal yang aku sukai. Bahkan rasanya orang lain bisa dengan mudah melakukannya. Itu untuk hal yang kusukai, bayangkan saja bagaimana aku harus berusaha untuk hal yang tidak kusuka. Aku juga teringat dengan teman ku yang aktif menulis di blognya dan dia menulis di bio twitternya ‘ writer wanna be’ dan kemudian aku tersadar, mungkin bukan kemampuan ku yang kurang atau apa, tetapi untuk menjadi sesuatu itu memang harus membutuhkan usaha yang keras dan mungkin selama ini hanya aku saja yang tidak melihat usaha orang-orang atau mungkin saja dia diberikan Tuhan kemampuan yang lebih sehingga tidak perlu bersusah payah sepertiku. Dan lagi-lagi aku tersadar bahwa untuk menjadi sesuatu diperlukan perasaan antusias. Seperti temanku tadi, dia ingin menjadi penulis dan dia menunjukkan itu di twitternya dan blognya yang terisi penuh banyak tulisan.
Fikiran itulah yang mengganggu ku malam ini. buku dream catcher itu aku pending dulu (baru sampai halaman 20) dan berpindah ke novel teenlit untuk mengantarku dalam tidur, namun tetap saja keinginan untuk menulis dan kata-kata melayang dalam kepalaku. Disamping itu jam yang menunjukkan pukul 11 malam membuat perut berkeroncong ria juga mengambil peran atas ketidakbisaan ku tidur. Dan tiba-tiba listrik padam. Lengkap sudah. Tidak bisa membaca, dan hape juga lobet. Akhirnya aku mengambil notebook ini, mencari modem, dan disinilah aku mengetikkan kata-kata yang sesungguhnya aku tidak tahu ingin menulis apa tapi ternyata terbentuk juga suatu tulisan. mungkin aku bisa melanjutkan menulisi blog ku dengan perjalanan liburan ku yang pernah kulakuan, setidaknya itulah yang terfikirkan ku saat ini. mungkin aku bisa memulainya besok. Oh no, penyakit selalu-menunda-sesuatu ini kambuh lagi. Tapi mungkin tidak, ini sudah jam satu pagi dan memang saatnya untuk tidur. Well, nantikan tulisanku selanjutnya yaa :D
Share:
Read More
,

1 new message

Hari ini, tepatnya seusai mata kuliah studio, tiba-tiba dia berkata kepada temannya, "Nad, kok tiba-tiba kepikiran yang disana ya? Kalo disana pasti masi jam setengah tiga sore, pasti dia lagi dirumah, udah pulang kuliah."
Temannya hanya diam. 
Lalu dia berkata lagi, " Nad, aku sms gak ya? Kalo kamu jadi aku, kamu sms dia gak?" 
Temannya hanya menjawab, "Mmm, gak tau ya, kalo emang kangen ya sms lah." 
Setelah itu dia terlihat menimang-nimang handphonenya, membuka flipnya lalu menutupnya kembali. Membuka lalu menutupnya lagi, terlihat bimbang dan ragu-ragu. 
"gak usah deh nad." akhirnya dia memutuskan dan menyimpan handphonenya kembali.
Hari ini memang hari yang cukup sibuk buatnya, seusai mata kuliah studio perancangan kelompoknya mendapat giliran asistensi untuk tugas mata kuliah lainnya. Selang beberapa saat setelah percakapan diatas terjadi, hanphonenya pun berbunyi. 1 new message tertulis di layar dan dia segera membukanya. Betapa kagetnya dia, sampai menarik napas dan jantungnya berdetak kencang. 
"Nad, baca Nad. Baca!" teriaknya.
"ya ampun, kalian ini kenapa bisa sehati gitu?" respon temannya takjub.
Ya, itu memang pesan dari orang yang difikirkannya tadi. Dia sendiri juga tidak menyangka kenapa bisa seperti itu, padahal ribuan kilometer dan perbedaan waktu berada diantara mereka. Pulau yang berbeda dan berjauhan, bahkan komunikasi yang tidak berjalan beberapa bulan belakangan ini. Pesan itu hanya dua kata memang, tapi mungkin mengandung sebuah arti dan keinginan. Tidak tahu bermakna positif atau negatif.
"Terus kamu mau balas apa?" tanya temannya lagi.
".........." dia hanya diam tertunduk menatap pesan itu, raut wajah sedih tergambar di wajahnya. Tidak berapa lama dia lalu menutup flipnya dan menyimpan handphonenya kembali. 
Share:
Read More
,

Suasana Nyepi di Bali

Saat aku menulis blog ini, aku lagi ada di Bali -memang tinggal di Bali- dan sedang bergelap-gelap ria di kamar kost ku. Ya, ini adalah first time nya aku Nyepi di Bali. Jauh-jauh hari sebelum Nyepi aku sudah khawatir dan ketakutan ketika akan menghadapi Nyepi sendirian walaupun aku tinggal dengan kakak ku. Rumor yang beredar sih katanya Bali akan jadi pulau mati pada saat hari raya yang satu ini. Hanya pecalang yang ada, itu pun untuk mengawasi saja. Karena lampu, api, dan kegiatan di luar rumah tidak diijinkan pada saat hari raya Nyepi. Otomatis saja orang-orang (terutama non hindu) akan mencari teman untuk Nyepi bersama. bahkan pertanyaan 'Nyepi kemana?' atau 'Nyepi sama siapa?' menjadi trending topic menjelang hari H.

Sehari sebelum Nyepi kami sudah mempersiapkan segalanya, termasuk nonton ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh adalah patung yang di buat oleh masyarakat Bali yang katanya patung-patung ini adalah setan atau iblis yang ada di bumi. Masyarakat Bali membuat patung ini di banjar mereka masing-masing (setauku banjar adalah pengganti RT/RW). Jadi bisa dibayangkan saja berapa banyak ogoh-ogoh yang tercipta menjelang hari raya Nyepi. Patung-patung ini diarak ke jalan-jalan sehari sebelum Nyepi dan kemudian dibakar. Katanya sih simbol untuk memusnahkan iblis atau roh jahat yang ada di bumi. Walaupun ogoh-ogoh ini termasuk patung yang seram dengan wujud monster, tetapi salut deh buat masyarakat Bali. Kemampuan seni mereka memang patut diacungi jempol. Mereka membuat patung sangat detail sekali, bahkan untuk sesuatu yang akan dibakar sekalipun. Selain itu yang membuat saya salut adalah tidak hanya orang tua saja yang berpartisipasi dalam perayaan ini, anak kecil juga tidak kalah dengan ogoh-ogoh mereka yang berukuran kecil pula. Selain menonton ogoh-ogoh, kami juga membeli snack, minuman bersoda, dan juga copas-copas film dari laptop teman. Harus ada persediaan banyak karena bisa dipastikan kita bakalan bengong sendirian gak tau mau ngapain di kost.


Dan ternyata inilah rasanya Nyepi di Bali. Aku menghabiskan waktu dengan kakak ku di kamar kost. Yaa walaupun pada awalnya aku mengira akan menghabiskan waktu sendirian. Tapi ntah kenapa sehari sebelum hari ini ada insiden dan jadilah kami Nyepi berdua.

Saat bangun pagi hari, keadaan sudah terasa sepi. Tidak ada terdengar satupun suara kendaraan dijalanan. Yang ada hanyalah suara jarum jam dan kicauan burung di luar sana. Aku pun mencoba menghidupkan TV (mau membuktikan kalau siaran memang tidak ada), dan ternyata benar! Yang ada hanyalah ribuan semut hitam dan abu-abu yang ada di TV ku. Karena gak tau mau ngapain, kehidupan satu-satunya hanyalah laptop dan modem yang dapat menghubungkanku ke dunia luar. aku dan kakak ku mencoba menonton film untuk menghabiskan waktu. 1 film, 2 film, 3 film, 4 film... Sampai 4 film dan snack-snack sudah habis setengahnya. Kerjaan yang ada hanyalah makan tidur dan liatin laptop. Waktu sudah sore dan langit sudah mau gelap. Kemudian kami menutup jendela dengan selimut dan menutup ventilasi dengan kardus-kardus. Hal ini dilakukan agar kami bisa tetap menghidupkan lampu di malam hari. Karena sebenarnya memang tidak boleh ada lampu atau api pada saat Nyepi. Bila kita tetap bandel dan ketahuan pecalang, bisa-bisa kita didatangin dan ada sanksinya. Ada yang bilang harus bayar denda atau harus bersih-bersih banjar. Bahkan tidak sedikit yang pindah kehotel untuk satu hari Nyepi saja, terutama keluarga-keluarga yang mempunyai bayi. Kami harus menaati semua itu sampai jam 6 pagi besok paginya. Setelah itu semuanya berjalan normal kembali seperti biasanya.
Sebenarnya masyarakat Bali asli (Hindu) harus benar-benar berpuasa hari ini. Mereka tidak boleh makan dan minum. Mereka juga harus sembahyang bahkan ada yang mempergunakan waktu Nyepi ini dengan bertapa. Bukan seperti kami yang pendatang ini, malah bersantai-santai ria. Keren ya! Disaat orang lain merayakan tahun baru dengan sorak sorai gegap gempita, masyarakat Bali malah mengheningkan diri untuk merenung.

Menurutku ada baiknya juga Nyepi ini. Sudah pasti pulau Bali telah menghemat ribuan energi listrik, tidak ada polusi udara ataupun suara. Suasana menjadi tenang sekali, memang waktu yang tepat untuk merenung. Andaikan saja bukan hanya di Bali, tapi di tempat-tempat seluruh dunia dimana mereka bisa memberikan waktu untuk diam sejenak dari kesibukan duniawi...

Tapi ada juga yang gak enaknya selain diam bengong gak tau mau ngapain, kabar-kabarnya pada saat malam rawan terjadi kehilangan seperti sepeda motor atau sejenisnya. Karena pada saat malam hari sudah bisa dipastikan suasana akan sangat gelap. Walaupun ada pecalang tetap saja masih ada manusia yang mengambil kesempatan dalam kesempitan.

That's all pengalaman pertamaku Nyepi di Bali. Agak kaget dan kemarok-kemarok sikit lah, tapi seruu!! Kalo kalian pengen suasana yang sepiiiii banget datang aja ke Bali pas Nyepi, tp jangan pas hari H nya karena semua akses masuk dan keluar pulau Bali pada ditutup, seperti bandara dan lain-lain.

Rahajeng Rahina Nyepi Tahun Baru Caka 1935, maap buat masyarakat Bali kalo ada salah kata ato pengucapan. Maklum masi pendatang baru yang blm setahun di Bali, hhehe. Happy silent day! :D





Share:
Read More

Cerita Blackberry Ku

Dulu saat pertama kali smartphone Blackberry booming, saya manganggap kalau Blackberry itu hanya untuk pembisnis atau pengusaha yang mempunyai banyak kerjaan saja, sehingga dulu saya tidak terlalu tertarik dengan Blackberry. Tapi pada akhirnya smartphone yang satu ini berhasil menarik perhatian juga. Hal itu bermula ketika saya dan opung (nenek) saya pergi ke Thailand. Pada saat itu saya masih menggunakan handphone merk cina. Karena teman-teman dan saudara saya di Indonesia sudah banyak yang memakai Blackberry, saya meminjam Blackberry milk papa saya untuk berkomunikasi dengan mereka. Saya berfikir mungkin lebih hemat dan praktis bila BBMan daripada SMS atau telefon. Dan ternyata tebakan saya benar! Saya dapat berbagi kabar kapan saja dengan mereka, bahkan saya bisa dengan mudah share picture via BBM ataupun menguploadnya ke Facebook atau Twitter. Sinyal smartphone yang saya bawa juga lancar sekali karena saya memakai XL, bahkan jauh sebelum saya pergi. Liburan saya menjadi lebih menyenangkan karena komunikasi saya tidak terganggu sama sekali.

Sepulang dari Thailand saya tertarik untuk menggunakan Blackberry, karena saya masih sekolah -SMK- pada saat itu, saya meminta kepada orang tua saya untuk dibelikan handphone Blackberry. Tapi permintaan saya tidak dikabulkan begitu saja oleh orang tua saya karena harga Blackberry pada saat itu masih relatif mahal. Saya pun menunggu dan terus membujuk orang tua saya untuk membelikan saya Blackberry, sekalian menabung sedikit demi sedikit untuk membeli smartphone yang satu ini. Dan ternyata usaha saya tidak sia-sia begitu saja. Sehari sebelum ulang tahun saya, saya jatuh sakit. Badan saya panas dan kepala terasa pusing sekali. Lalu keesokan harinya, pada saat hari ulang tahun saya, betapa senang dan terkejutnya saya ketika mendapat hadia ulang tahun dari orangtua saya. Dan hadiah itu adalah sebuah BLACKBERRY!! Sangkin senangnya seketika itu juga demam saya langsung turun dan membaik. Hehehe.. Hati yang gembira adalah obat!

Akhirnya Blackberry Gemini 8520 warna hitam itu adalah Blackberry pertama saya. Sejak saat itu hari-hari saya lebih up to date dan komunikasi saya lebih lancar. Apalagi anak muda seusia saya lagi gencar-gencarnya ber-socmed (social media) ria. Dengan adanya aplikasi BBM saya dapat mengirim pesan, picture, voice note, ataupun file. Selain itu layana push-mail yang ada di Blackberry memudahkan saya untuk menerima, membaca dan merespon email dengan cepat. Begitu juga dengan aplikasi-aplikasi yang ada di Blackberry, sangat menarik! Walaupun orang-orang beranggapan kalau Blackberry itu cepat menghabiskan baterai, kerjaannya cuman nge-charge, loading yang lambat dan sinyal yang lemot, tapi saya tidak menemukannya di Blackberry saya. Selain itu saya juga memakai sim card XL sehingga anggapan 'sinyal lemot' juga tidak ada dalam kamus Blackberry saya.

Saya sangat sayang dengan Blackberry saya. Banyak file, picture, video, note, contact yang ada di smartphone saya. Sampai suatu saat saya lulus dan diterima di salah satu perguruan tinggi yang ada di Bali, saya pindah ke Bali untuk kuliah disana. Setelah beberapa bulan disana, sangat disayangkan Blackberry kesayangan saya hilang. Saya sangat sedih dan kesal dengan pencuri yang mengambil Blackberry saya. Semua contact BBM, SMS, phone contact dan semua aplikasi ikut hilang dibawa si pencuri. Tapi ternyata saya tidak semalang itu. Saya teringat  beberapa minggu sebelum insiden hilangnya-Blackberry-kesayangan saya telah mem-backup file Blackberry saya dengan Desktop Manager! Ini juga salah satu alasan kenapa saya sangat menyukai Blackberry!! Akhirnya karena terlanjur cinta dengan Blackberry, beberapa minggu kemudia saya membeli Blackberry dan me-restore semua data yang ada di dalam Blackberry lama saya. File-file saya yang telah dicuri itu pun tidak jadi hilang, bahkan semua contact BBM terinvite secara otomatis, sungguh praktis!! Karena hal itu banyak teman-teman saya yang mengira kalau Blackberry saya kembali, hehehe...

Saya juga langsung mengurus sim card saya ke XLCenter yang ada di Bali karena saya tidak mau mengganti operator untuk smartphone saya. Selain itu saya sudah menjadi pengguna XL selama 4 tahun sehingga nomor XL saya sudah banyak diketahui oleh teman-teman dan saudara saya.

Beberapa hal yang mungkin sedikit mengganggu saya adalah Blackberry yang terkadang menjadi panas saat dipakai terlalu lama dan banyak menjalankan aplikasi. Selain itu broadcast BBM yang menyebarkan hoax, broadcast alay, test contact atau promote PIN juga terkadang mengganggu saya. Proses restart Blackberry juga agak lama.

Namun dengan hadirnya Blackberry type Z-10, saya rasa hal-hal yang mengganggu itu dapat teratasi atau diminimalisir. Karena itu saya sangat mengagumi dan penasaran dengan Blackberry type baru ini. Saya harap saya dapat memiliki Blackberry Z-10 dan menggunakannya dengan sim card XL milik saya. Pasti kehidupan komunikasi saya menjadi lebih lancar dan praktis..


Share:
Read More