let's go get lost

,

Perihal Menunggu




"Aku menunggu" ku katakan.
"Nanti, tahun depan" jawabmu.
Sebuah kelereng waktu bergulir hingga terjatuh.


- dalam perjalanan ke gereja,
Maret 2018

Share:
Read More
,

Jatuh Hati



Ku sampaikan pada Tuhan
Bahwa ada sebuah nama
Yang mengganggu perasaanku.

Mungkin kita tak saling bicara
Tapi saling bertanya.
Mungkin kita tak saling bertatap
Tapi hati saling terpaut.

Atau mungkin bukan kita,
Hanya aku dan prasangka.


- Jakarta, Maret 2018
Share:
Read More

Kau yang Berjanji, Kau yang Mengingkari


"Mon. Aku mau diet. Tanya untuk apa?" Celotehan random siang ini selagi ngotak-ngatik gambar cad.

"Untuk apa?"

"Untuk April nanti. Kamu bantu ya Mon, ingetin aku supaya bisa nahan makan gorengan ato cake-cake gitu. Masi ada 2 bulan lagi nih." Ku jawab dengan mantap dan tegas.

"Hahaha.. iyaa iyaa...." Mona hanya bisa jawab sambil ngakak. Aku yakin dalam hatinya dia tak yakin dengan niat ku ini. Begitupun aku :P

Tapi entah kenapa, setelah aku mendeklarasikan akan ber-diet ria demi kebaya pas badan, Alam Semesta pun sepertinya tak setuju dan bekerja keras untuk membatalkan niatku.

Bayangkan saja, tak lama setelah kata-kata itu terucap, tiba-tiba Pak Bos yang baru jalan-jalan dari Swiss datang ke kantor. Setelah sedikit berbasa-basi, dia pun mengeluarkan sebuah benda putih dari tasnya. "Mau, Vi?" katanya.

Sontak aku langsung melihat benda itu, dan ternyata makhluk putih itu adalaaahhh..... sebongkah COKLAT bertuliskan Chocolat Cornflakes, Schweizer Milchschokolade mit Cornflakes/Chocolat au lait suisse avec des corn flakes Cioccolato al latte svizzero con cornflakes (jangan tanya artinya, karena aku pun tidak tahu, hahaha). 

Yang jelas itu adalah oleh-oleh, sebuah coklat dengan cornflakes, langsung dari Swiss. Huaaa, siapa yang bisa nolak coba? Padahal beberapa hari sebelumnya si Vivi ini baru dapet coklat dari temennya yang baru pulang dari Brussels. Tapi yaa... namanya aja coklat ya kan? --> (mencari pembenaran diri :P)

Seketika itu juga aku langsung menjawab "Mau pak!" Alam Semesta pun sukses membuatku lupa diet siang itu.

Tak hanya bawa coklat, ternyata Pak Bos pun membagi-bagikan amplop merah berisi angpao. Rejeki anak soleh memang gak kemana yaa, hihi.

Akibat baru dapat angpao dan gak masak nasi, akhirnya pemilihan menu makan siang pun jatuh pada menu yang agak mewah dari biasa, yaitu nasi lalapan dengan nasi uduk sebagai pilihan nasinya (kalo di Jakarta disebut dengan nasi pecel. Sampai sekarang masi ga ngerti kenapa namanya pecel, padahal jelas-jelas ga ada bumbu kacang dan sayurannya). 

Kebayang gak tuh gimana karbo plus lemak dari santan yang dihasilkan nasi uduk? Padahal biasanya, menu makan siang kita itu adalah sayur dan lauk dari warteg plus setengah kuk nasi merah yang dimasak sendiri. Untuk kedua kalinya, Alam Semesta sukses membuatku lupa diet.

 Wait, wait.. Belum selesai sampai disitu, guys.

Malamnya, tiba-tiba Mona bertandang ke kamar ku buat bicarain plan nge-trip ke Bandung minggu depan. Ditengah-tengah pembicaraan kita, tiba-tiba Mona balik ke kamarnya, trus balik lagi ke kamar ku membawa sebuah kantong plastik. Tebak isinya apa? Isinya adalaaah... GORENGAN!
"Nih Vi, kamu bilang kamu laper kan. Aku lupa kalo aku punya gorengan." Dia bilang dengan entengnya, padahal baru tadi siang dia bilang mau bantuin aku diet, huhu.

"Huaaa Mona!!" Aku hanya bisa teriak tak berdaya. Dan jujur saja, aku memang lagi laper akibat abis googling makanan khas Bandung buat plan jalan-jalan minggu depan. Akhirnya gorengan tersebut pun mau tak mau terjamah. Dimakan dengan sambel cakalang yang kita beli dari Mba Mela yang rasanya enak banget. Hmmm... yummyyy! Dan untuk ketiga kalinya, Alam Semesta sukses membuatku lupa diet.

Kalau Alam Semesta membaca tulisan ini, mungkin dia akan ngomel, "kenapa jadi aku disalahkan, padahal si Vivi yang tak bisa berkomitmen? " Atau mungkin dia akan merengut sambil nyanyi lagunya Rhoma Irama "kau yang berjanji, kau yang mengingkarii....."

Hahahaha, maap yaa Lam, maap. Terkadang manusia memang suka begitu, rela mengingkari janjinya sendiri demi sesuatu yang membuat dia bahagia. Walaupun hanya kebahagiaan yang sederhana dan sementara, sesederhana makan coklat batangan dari Swiss, atau makan siang sedikit mewah dengan lalapan pake nasi uduk, atau makan gorengan malam-malam pake sambel cakalang.

Well, apalagi yang mau dicari manusia dalam hidup ini kalau tidak kebahagiaan? Bahkan artikel di Line Today kemarin bercerita kalo mata kuliah kebahagiaan (Psychology and The Good Life) merupakan mata kuliah paling populer di Universitas Yale. Ada sebanyak 1.200 mahasiswa mendaftar setelah mata kuliah ini dibuka pada 12 Januari lalu. Walaupun kalau dilihat dari buku The Purpose of Driven Life, Rick Warren mengatakan bahwa 'tujuan hidupmu melebihi kebahagiaan dan kenyamananmu', yang artinya masih ada hal yang lebih penting dari pada kebahagiaan.

Dan terkadang manusia itu juga suka khilaf. Mereka menyalahkan orang lain atas perbuatannya sendiri, atas keingkaran akan janjinya sendiri. Padahal kalau kata Nostress (salah satu band indie terfavorit dari Bali), "Apa yang kita rasa, apa yang kita lihat, apa yang kita terima, semua karna kita sendirii.... "

Terus sebenarnya inti dari tulisan ini apa? Yaa intinyaaa, kalau mau diet gak usah diumbar-umbar. Jalanin aja, walaupun berat kamu pasti kuat. Eaaaaak...


Dipublish sambil maskeran 
dan makan martabak manis :P 
- Maret 2018
Share:
Read More