hore papa dataaang! |
Hal
yang paling menyenangkan bagi anak rantau itu mungkin ketika orang tua datang
mengunjunginya, langsung terbayang dong kebebasan finansial yang didapat,
hahaha -dasar mahasiswa- Dan itulah yang terjadi ketika aku menerima kabar
bahwa papa akan datang. HOREEEE! Papa datang ke Bali untuk urusan
gereja, yaitu untuk mengikuti rapat sinode GKPS. Walaupun tahu akan sibuk dengan rapat-rapatnya, tetep saja kita -aku dan kakakku- seneng banget.
gereja, yaitu untuk mengikuti rapat sinode GKPS. Walaupun tahu akan sibuk dengan rapat-rapatnya, tetep saja kita -aku dan kakakku- seneng banget.
Singkat
cerita aku dan kakakku janjian di bandara untuk menjemput papa. Kita datang
masing-masing dengan motor masing-masing karena kesibukan yang juga
masing-masing. Aku datang terlambat karena kuliah, sehingga sesampainya di
bandara papa sudah bertemu dengan kakakku. Langsung saja aku peluk cium papaku,
lalu kita foto-foto dan pamer di media sosial dengan caption 'papa ku datang
lohhh' hahaha -yang ini edisi lebay-
Setelah
cerita-cerita akhirnya aku menyadari bahwa kami tak pulang-pulang. Ternyata
papa masing menunggu satu temennya, dan terjadilah suatu dialog dan pemikiran.
vivi : kok gak pulang kita pa?
papa : kita tunggu temen papa dulu ya, satu orang.
vivi : ohh iya pa. trus
ntar temen papa dijemput siapa? (karena memang tidak ada lagi orang disitu
selain kami)
papa : katanya dijemput
anaknya.
suasana diam hening, dan menunggu (lamaaa..)
ola : pa, mana yang
jemput temen papa itu? kok belum datang?
papa : gak tau, temen papa
itu manja, katanya harus ditungguin karna dia blum pernah ke Bali.
vivi : (bapak-bapak kok
manja?? kalo gadak yang jemput kan bisa pesen taksi keleus)
ola : tapi kita cuman
bawa satu helm loh pa. Mana bisa temen papa itu nebeng kalo anaknya gak jadi
jemput.
papa : iya, tunggu saja
laah.
aku dan kakak ku pun mulai
berdiskusi bagaimana caranya mendapatkan helm, sementara muka papa ku
anteng-anteng saja sambil menerima telfon.
Selesai
menerima telfon papa berbalik ke arah kami, tidak lama ia menunjuk seseorang
yang keluar dari pintu, "Itu dia temen papa".
Kontan
saja aku melihat ke arah laki-laki tua yang ditunjuk papa.
"AAAAAAAA....." kak ola
teriak dan langsung lari kearah laki-laki tua itu hendak memeluk.
'Hah? Kak Ola ngapain??' mukaku
membodo.
Otomatis
aku menyelidiki orang yang ditunjuk papa dan itu ternyata,
"MAMAAAAAA!!!" hahahaha
aku teriak dan ikut memeluk mama.
Mama
ketawa, merasa berhasil menjahili kedua anaknya. Mama ketawa sampai nangis.
Saya dan kakak saya juga ketawa, gak perduli seberapa polusi suara yang kami
timbulkan. Lucu sekali rasanya. Dan senang sekali. Papa tidak pernah
memberitahu kami bahwa mama akan ikut dan mereka berhasil membuat kami
terkejut.
Setelah
itu aku dan kakak ku sibuk mengingat gelagat aneh papa selama menunggu.
"Pantas saja tadi papa terima telfon jauh-jauh dari kita, biasanya kan ga
pernah", "pantas saja cerita papa agak ngawur tentang temennya yang
manja", "pantas saja muka papa anteng-anteng ketika anak temennya gak
datang-datang" dan banyak pantas saja-pantas saja yang lainnya.
Sampai
sekarang aku masih ketawa-ketawa sendiri mengingat peristiwa ini. Selama di
Bali, dari pagi sampai sore papa rapat, kami lah yang menemani mama jalan-jalan
ditengah kesibukan kuliah. Aku dan kakak ku sampai tidak mau nginap di kos,
maunya nginap di hotel saja, tidur berhimpit-himpitan di kasur bersize queen,
berempat dengan mama papa. Kita foto-foto dengan muka bangun tidur, berenang,
belanja, nongkrong, ngobrol. Hahaha, senang sekali rasanya.
Senangnya bisa berkumpul dengan Mama Papanya di Bali
ReplyDelete#So_HappyFamily :)