let's go get lost

,

Horeeeeee! Papa Dataaaaang!


hore papa dataaang!
Gak tau kenapa, tapi akhir-akhir ini aku ingin sekali menulis tentang pengalaman dan perasaan ku menjadi anak perantauan. Mungkin karena aku tidak yakin kalau aku bisa merantau kali ya, secara dulu itu rasanya paling susah pisah sama orang tua. 'Bagaimana nanti kalau rindu?' pikiran yang pertama kali muncul dan langsung disusul cibiran dari kakak ku yang jauh lebih mandiri hahaha. Tapi so far so good laah, tangisan-rindu-rumah-dan-orang-tua hanya berlaku selama 3 bulan pertama, sesudahnya sibuk sama kuliah, tugas seabrek, kegiatan kampus, sampai terkadang lupa komunikasi dengan orang tua.

     Hal yang paling menyenangkan bagi anak rantau itu mungkin ketika orang tua datang mengunjunginya, langsung terbayang dong kebebasan finansial yang didapat, hahaha -dasar mahasiswa- Dan itulah yang terjadi ketika aku menerima kabar bahwa papa akan datang. HOREEEE! Papa datang ke Bali untuk urusan
gereja, yaitu untuk mengikuti rapat sinode GKPS. Walaupun tahu akan sibuk dengan rapat-rapatnya, tetep saja kita -aku dan kakakku- seneng banget.

      Singkat cerita aku dan kakakku janjian di bandara untuk menjemput papa. Kita datang masing-masing dengan motor masing-masing karena kesibukan yang juga masing-masing. Aku datang terlambat karena kuliah, sehingga sesampainya di bandara papa sudah bertemu dengan kakakku. Langsung saja aku peluk cium papaku, lalu kita foto-foto dan pamer di media sosial dengan caption 'papa ku datang lohhh' hahaha -yang ini edisi lebay-

      Setelah cerita-cerita akhirnya aku menyadari bahwa kami tak pulang-pulang. Ternyata papa masing menunggu satu temennya, dan terjadilah suatu dialog dan pemikiran.
vivi     : kok gak pulang kita pa?
papa     : kita tunggu temen papa dulu ya, satu orang.
vivi     : ohh iya pa. trus ntar temen papa dijemput siapa? (karena memang tidak    ada lagi orang disitu selain kami)
papa     : katanya dijemput anaknya.
suasana diam hening, dan menunggu (lamaaa..)
ola      : pa, mana yang jemput temen papa itu? kok belum datang?
papa     : gak tau, temen papa itu manja, katanya harus ditungguin karna dia blum pernah ke Bali.
vivi    : (bapak-bapak kok manja?? kalo gadak yang jemput kan bisa pesen taksi keleus)
ola      : tapi kita cuman bawa satu helm loh pa. Mana bisa temen papa itu nebeng kalo anaknya gak jadi jemput.
papa     : iya, tunggu saja laah.

aku dan kakak ku pun mulai berdiskusi bagaimana caranya mendapatkan helm, sementara muka papa ku anteng-anteng saja sambil menerima telfon.

      Selesai menerima telfon papa berbalik ke arah kami, tidak lama ia menunjuk seseorang yang keluar dari pintu, "Itu dia temen papa".
       Kontan saja aku melihat ke arah laki-laki tua yang ditunjuk papa.
      "AAAAAAAA....." kak ola teriak dan langsung lari kearah laki-laki tua itu hendak memeluk.
       'Hah? Kak Ola ngapain??' mukaku membodo.
       Otomatis aku menyelidiki orang yang ditunjuk papa dan itu ternyata,
       "MAMAAAAAA!!!" hahahaha aku teriak dan ikut memeluk mama.

        Mama ketawa, merasa berhasil menjahili kedua anaknya. Mama ketawa sampai nangis. Saya dan kakak saya juga ketawa, gak perduli seberapa polusi suara yang kami timbulkan. Lucu sekali rasanya. Dan senang sekali. Papa tidak pernah memberitahu kami bahwa mama akan ikut dan mereka berhasil membuat kami terkejut.

       Setelah itu aku dan kakak ku sibuk mengingat gelagat aneh papa selama menunggu. "Pantas saja tadi papa terima telfon jauh-jauh dari kita, biasanya kan ga pernah", "pantas saja cerita papa agak ngawur tentang temennya yang manja", "pantas saja muka papa anteng-anteng ketika anak temennya gak datang-datang" dan banyak pantas saja-pantas saja yang lainnya.

       Sampai sekarang aku masih ketawa-ketawa sendiri mengingat peristiwa ini. Selama di Bali, dari pagi sampai sore papa rapat, kami lah yang menemani mama jalan-jalan ditengah kesibukan kuliah. Aku dan kakak ku sampai tidak mau nginap di kos, maunya nginap di hotel saja, tidur berhimpit-himpitan di kasur bersize queen, berempat dengan mama papa. Kita foto-foto dengan muka bangun tidur, berenang, belanja, nongkrong, ngobrol. Hahaha, senang sekali rasanya.










Share:

1 comment:

  1. Senangnya bisa berkumpul dengan Mama Papanya di Bali

    #So_HappyFamily :)

    ReplyDelete