Saya masih ingat ketika pertama kali datang ke Bali untuk kuliah, pada masa awal perkuliahan sekelompok kakak kelas datang ke kelas saya. Mereka mengumumkan akan diadakannya bazaar oleh HMA (Himpunan Mahasiswa Arsitek) dan meminta bantuan dari adik kelas mahasiswa baru untuk membantu menjualkan bazaar tersebut. Satu orang mahasiswa baru mendapat jatah 10 kupon dimana bila saya bisa menjual habis kupon tersebut saya mendapat poin SKP (Satuan Kredit Partisipasi) yang poinnya dikumpulkan sebagai syarat wisuda pada akhir perkuliahan dan mendapat bonus satu kupon bazaar free. Kupon bazaar tersebut merupakan secarik kertas seharga 35rb yang bisa ditukarkan dengan makanan pada saat acara bazaar berlangsung. Acara bazaar sendiri umumnya dilakukan di suatu restoran yang cukup luas dan pihak panitia bekerja sama dengan pihak restoran untuk menyelenggarakan acara ini.
Tidak
hanya membantu dalam menjualkan kupon, kami mahasiswa baru juga diminta tolong
menjadi waiter dan waitress yang berarti kami berperan dalam melayani tamu di
bazar tersebut. kami mencatat pesanan, memberikannya ke dapur, dan mengantarnya
ke tamu.
Dalam
acara bazaar ini juga diadakan panggung untuk menampilkan band-band atau musik
akustik dari mahasiswa atau dari luar. Ada stand up comedy, acara request
lagu -2 ribu rupiah per lagu-, dan juga sexy dancer. Acara ini tidak hanya di
lakukan di tingkat jurusan saja, namun sampai ke tingkat fakultas. Bila pada
tingkat jurusan hasil penggalian dana dari acara bazaar ini digunakan untuk
keperluan Himpunan Mahasiswa atau untuk studi ekskursi bagi mahasiswa
arsitek, maka ditingkat fakultas digunakan untuk keperluan Senat.
Saya
yang
merupakan pendatang awalnya terheran-heran dengan acara ini, dimana
dari
tempat asal saya belum pernah ditemui acara bazaar yang seperti ini.
Sangant
unik, dimana dulu -ditempat asal saya- kami membuat penggalian dana
untuk
menopang sebuah acara, namun kali ini kami membuat acara untuk sebuah
penggalian dana. Acara ini juga sangat efektif untuk ajang berkumpul
mahasiswa-mahasiswi dari jurusan atau fakultas. Begitu juga untuk
menampilkan
kreatifitas dari mahasiswa untuk mengemas acara yang tepat, dekorasi
yang
menarik dan pelayanan yang baik terhadap tamu-tamu sehingga setiap orang
yang
berkunjung ke acara tersebut merasa nyaman. Selain itu kekompakan
panitia juga di uji disini, sekalian ajang untuk mendekatkan diri kepada
mahasiswa baru ataupun sebaliknya.
Tidak
hanya mahasiswanya saja, bahkan dosen pun ikut berpartisipasi dalam bazaar ini. Namun
kebanyakan dosen berpartisipasi dalam pembelian kupon sehingga spesial untuk
para dosen boleh memakai sistem delivery.
Selain
bazaar duduk juga ada bazaar lain yang sering dilakukan
pemuda-pemuda Bali untuk penggalian dana, yaitu bazaar lepas. Letak
perbedaannya adalah muda-mudi tidak terjun langsung kelapangan. Tidak
ada waiter atau waitress dan panitia. Pengunjung hanya menukarkan kuponnya
dengan makanan di tempat yang telah ditentukan seperti restoran ataupun fast
food.
Selain
dilakukan
dikalangan universitas, ternyata pada suatu banjar -organisasi
kemasyarakatan masyarakat tradisional Bali, seperti RT/RW- membuat
acara seperti ini. Umumnya yang melaksanakan aktif adalah pemuda-pemudi
dari banjar
tersebut. Tujuannya utamanya adalah penggalian dana namun banyak
keuntungan lainnya yang
bisa didapat seperti menjalin kekeluargaan dan kerja sama antar satu
dengan yang
lainnya.
Oleh karena itu jangan heran bila suatu saat anda tinggal di Bali dan kemudian ditawari kupon bazaar oleh mahasiswa mahasiswi atau pemuda pemudi di Bali.
Oleh karena itu jangan heran bila suatu saat anda tinggal di Bali dan kemudian ditawari kupon bazaar oleh mahasiswa mahasiswi atau pemuda pemudi di Bali.
Bazaar nya sukses (y)
ReplyDeleteyaa, terima kasih :)
Delete