Kata-kata diatas pasti sudah
sering kita dengar. Mengapa harus traveling selagi muda? Ya tentu saja karena
masa muda itu masa-masa yang penuh semangat dan keingintahuan. Kita bisa
melakukan apa saja selagi muda. Banyak hal yang bisa kita eksplor, salah
satunya adalah melihat dan menjelajahi alam Indonesia. Saya sendiri adalah
seorang mahasiswa tingkat 3 dan merasa sangat disayangkan apabila saat ini saya
hanya diam di kos menunggu libur semester selesai. Karena alasan inilah
perjalanan saya di mulai.
Saat
itu saya tengah melaksanakan UAS yang berarti hari libur sudah di depan mata. Saya belum
mempunyai rencana apapun untuk mengisi liburan. Walaupun saya berkuliah di Bali
yang kata orang
merupakan surganya tempat wisata, tapi tentu saja rasa bosan tetap ada. Maka yang terpikir dalam benak saya adalah Yogyakarta. Ya, kota ini merupakan salah satu kota impian saya untuk tinggal dan belajar selain Bandung. Saya langsung meminta ijin dan pendapat orangtua saya tentang hal ini. “Boleh saja kalau kamu berani. Asal tidak minta uang ya.” Eng ing eng.. Saya terlonjak senang saat membaca kaliamat pertama namun tertawa dalam hati saat membaca kalimat kedua. Setelah mendapat ijin saya langsung mencari informasi tentang transportasi dan tempat wisata yang pastinya murah meriah ala mahasiswa. Dalam hal ini google sangat membantu sekali. Saya juga menghubungi teman SMP yang bersedia mengijinkan saya tinggal di rumahnya dan teman LKS SMK yang juga berkuliah di Yogyakarta dan bersedia menjadi guide dadakan.
merupakan surganya tempat wisata, tapi tentu saja rasa bosan tetap ada. Maka yang terpikir dalam benak saya adalah Yogyakarta. Ya, kota ini merupakan salah satu kota impian saya untuk tinggal dan belajar selain Bandung. Saya langsung meminta ijin dan pendapat orangtua saya tentang hal ini. “Boleh saja kalau kamu berani. Asal tidak minta uang ya.” Eng ing eng.. Saya terlonjak senang saat membaca kaliamat pertama namun tertawa dalam hati saat membaca kalimat kedua. Setelah mendapat ijin saya langsung mencari informasi tentang transportasi dan tempat wisata yang pastinya murah meriah ala mahasiswa. Dalam hal ini google sangat membantu sekali. Saya juga menghubungi teman SMP yang bersedia mengijinkan saya tinggal di rumahnya dan teman LKS SMK yang juga berkuliah di Yogyakarta dan bersedia menjadi guide dadakan.
Pilihan
transportasi pun jatuh pada kereta api. Perjalanan ditempuh selama satu harian
penuh, dengan alasan tiket lebih murah. Apa tidak capek selama perjalanan? Apa
saya aman? (saya pergi sendirian karena kakak saya tiba-tiba ada acara di
kampusnya). Banyak fikiran yang meragukan saya, tapi karena niat dan rasa
ingin-mencari-pengalaman akhirnya saya nekat pergi bermodalkan sebuah tas ransel
besar dan uang hasil gaji sebagai freelance dan sisa beasiswa.
Yogya, I’m On My Way!
Rute
perjalanan saya kali itu adalah Denpasar – Gilimanuk – Ketapang – Surabaya –
Yogya. Saya berangkat dari Denpasar menuju pelabuhan Gilimanuk menggunakan bis selama
kurang lebih 3 jam. Saya berangkat sekitar pukul 15.30 WITA dan sampai pukul 19.00
WITA. Selanjutnya saya naik feri sekitar satu jam dan
sampai di pelabuhan Ketapang pukul 19.00 WIB.
perjalanan menggunakan kapal feri |
Saya diantar oleh bis ke stasiun Banyuwangi
Baru. Di stasiun saya menunggu kereta api Mutiara Malam yang dijadwalkan
berangkat pukul 22.00 WIB. Saya menunggu sekitar 3 jam, untungnya saya membawa
novel kriminal setebal 500 halaman untuk menjadi teman saya di perjalanan.
teman selama perjalanan |
Malam itu saya
bermalam di kereta. Perjalanan selama 7 jam tidak terasa karena dihabiskan
dengan tidur. Saya tiba di Stasiun Gubeng Surabaya sekitar pukul 5 pagi. Cuaca masih
gelap, stasiun sepi. Tapi saya semakin bersemangat karena Yogya sudah semakin
dekat. Saya menunggu kereta selanjutnya yang dijadwalkan pukul 08.00. Semakin
pagi stasiun semakin ramai. Namu yang unik di stasiun ini adalah live music yang
menampilkan lagu-lagu lawas di ruang tunggu. Mereka bernyanyi di tengah
penumpang yang lalu lalang. Hiburan yang pas sembari menunggu kereta.
sarapan pagi di stasiun. dengan 9000 rupiah sudah dapat nasi dan teh manis panas. |
stasiun gubeng masih sepi |
live music lagu-lagu lawas |
Jam 8
kurang kereta pun datang. Kali ini saya menggunakan kereta Sancaka Pagi,
perjalanan ditempuh selama 4 jam 45 menit. Kereta ini melewati beberapa stasiun
termasuk di Madiun. Di stasiun ini saya mencoba makanan khas Madiun yaitu pecal
Madiun. Pecal ini disajikan dengan nasi, tempe goreng dan kerupuk. Rasanya enak dan
bumbu pecalnya sangat terasa.
kereta sancaka pagi |
pecal madiun |
Akhirnya pukul
12.45 saya sampai di Stasiun Tugu Yogyakarta. Waw! Perjalanan yang melelahkan
tapi juga sangat menambah pengalaman. Yang menarik adalah disepanjang
perjalanan saya pasti mendapat teman. Walaupun harus memberanikan diri bertanya
deluan. Mulai dari mahasiswa Bandung yang sama-sama menuju Surabaya, ibu-ibu
yang mengantar anaknya ke Yogyakarta, sampai mas-mas yang hendak pulang ke
Klaten dan berbaik hati menraktir saya makan pecel Madiun.
arrived at Yogyakarta safely !! :D |
Untuk
teman-teman yang ingin melakuakan perjalanan, ada beberapa tips yang mungkin
akan berguna. Pertama, rencanakan perjalanan sesuai dengan budget yang kamu
punya. Kalau dana terbatas mungkin bisa naik kereta api kelas bisnis atau
ekonomi. Saya sendiri menggunakan kelas bisnis yang kata orang-orang masih
tergolong mahal. Setelah tanya sana tanya sini ternyata ada kereta ekonomi yang
jauh lebih mudah dan hampir sama dengan kereta bisnis. Mungkin perjalanan
pulang nanti saya akan memilih kereta ekonomi saja. Kedua, jangan lupa membawa
buku. Mengisi waktu dengan membaca pasti lebih baik daripada bengong. Ketiga,
jangan malu untuk bertanya. Ingat, malu bertanya sesat dijalan loh. Keempat,
jaga barang-barang bawaan. Tidak usah membawa pakaian terlalu banyak. Kita bisa
nyuci atau memakai jasa laundry di tempat tujuan.
So, bagi kalian
yang merasa muda, menabunglah dan perbanyak teman mulai dari sekarang. Enjoy
your traveling!
No comments:
Post a Comment