Huah, akhirnya bisa
nulis juga. Pertama, perkenankan saya meminta maaf untuk tulisan Virtual Trip to Nusa Penida yang belum
selesai, padahal deadlinenya Februari kemarin, huhuuu. Kedua, permintaan maaf
untuk diri sendiri yang ga nepatin janji untuk nulis dan posting di blog ini
minimal sebulan sekali. I had missed the March one. Alasannya? Kalian akan
tahu setelah membaca habis tulisan ini.
Beberapa minggu
yang lalu, sebuah pikiran tercetus dikepala saat menonton iklan produk kopi di TV.
Iklan kopi dengan jargon “Lebih Berani Kopi” ini hadir dengan model seorang arsitek yang
kehilangan semangat dan fokus. Dengan gantengnya arsitek tersebut menyeruput
kopi sambil berkata “Langsung melek!” dan kemudian lanjut kerja lagi. Iklan-iklan yang begini selalu dikaitkan dengan
arsitek.
Setelah dilihat-lihat lagi, salah satu iklan produk
vitamin penambah tenaga juga memakai profesi arsitek sebagai modelnya, iklan
produk minuman isotonic juga. Kim Do Jin, arsitek -ganteng-dan-cool-tapi-lucu dalam film A Gentleman’s Dignity juga terlihat beberapa
kali meminum semacam vitamin C yang dilarutkan ke dalam air. Mungkin untuk
menjaga badannya tetap vit (kalo contoh yang ini berdasarkan pengamatan dan
pendapat pribadi sih. Btw, drama korea ini recommended banget untuk ditonton.
Lucu lucu romantic gimana gituuu, hehe)
Sebegitu melelahkannya kah menjadi seorang arsitek? Tidak tahu, karena aku sendiri belum menjadi arsitek. Tapi kalau ditanya sebagai mahasiswa
arsitek, jawabannya adalah ya, cukup melelahkan. Terutama pada saat masa studio Tugas Akhir (TA) seperti yang sedang
dijalani saat ini. Bisa dibilang masa studio TA itu seperti proses persalinan ibu-ibu yang sudah bukaan 9, puncaknya dari rasa semua rasa sakit selama
persalinan. Rasanya paling sakit jika
dibandingkan dengan studio-studio sebelumnya, hehe..
Bayangkan saja,
pada periode TA kali ini, kita harus stay
selama 43 hari di kampus dari jam 07.30-17.30 dari Senin sampai Sabtu. Kita juga harus
gambar, asistensi, revisi, lalu gambar lagi, asistensi lagi dan revisi lagi.
Belum lagi setiap 2 minggu sekali ada evaluasi yang pengumpulannya harus tepat
waktu. Dengan banyaknya gambar kerja yang harus dibuat, malam harinya sepulang
studio pun harus lanjut begadang demi terpenuhinya setiap materi yang ada di
form nilai. Makin menghitam kantong mata adek, bang. Menulis pun tak sempat. Tapi
ada juga sisi positifnya, selama
masa TA ini banyak yang berkomentar "Kok kamu makin kurus ya Vi?" Horeeee..!!
Untuk mencapai
sebuah gelar sarjana memang dibutuhkan kerja keras. Tentu saja ini bermanfaat
untuk mempersiapkan kita menjadi seorang arsitek nantinya, paling tidak melatih
mental dan disiplin saat bekerja sama dengan rekan kerja atau menghadapi client. Apalagi umumnya salah satu
syarat untuk bekerja dibidang arsitektur adalah ‘mampu bekerja dibawah
tekanan’. Ternyata sakitnya tuh ga berhenti
sampai disini.
Tak heran banyak
orang yang menganggap jurusan arsitektur jurusan yang keras, lebih banyak
mahasiswa cowok daripada ceweknya. Mungkin image
ini juga yang mempengaruhi iklan dan film diatas. Tidak heran juga kalau secangkir kopi bisa jadi
teman terbaik mahasiswa arsitektur, terutama untuk yang matanya sudah merem melek pengen tidur
tapi gambar belum selesai dan batas pengumpulan tugas tinggal 6 jam lagi, atau untuk yang lagi suntuk dan membutuhkan ide segar. Seperti iklan di atas, langsung melek! Lalu bagaimana dengan nasib mahasiswa yang ga bisa minum kopi -seperti
saya-? Kopi bukannya membuat melek tapi malah membuat deg-degan. Ah, apa daya. Dear kopi, mungkin kita tidak dijodohkan untuk menjadi
teman baik.
sumber gambar : lifestyle.dreamers.id
No comments:
Post a Comment