let's go get lost

Virtual Trip to Nusa Penida


 "Welcome to my paradise, where the sky so blue, where the sunshine so bright.." - Welcome to My Paradise, Steven and the Coconut Trees

Welcome February! Kalau bagi orang-orang Februari itu adalah bulan cinta-cintaan dimana para cewek berharap dikasih bunga, cokelat, boneka atau iphone six(?) dari para cowok, tapi bagiku bulan ini adalah bulannya kita jalan-jalan. Yeaah!! Selama Februari aku bakalan ngajakin kalian semua untuk jalan-jalan ke Nusa Penida, selama sebulan penuh! Seru ga? Seru dong yaa. Namun untuk mengatasi kendala jarak dan waktu luang kita semua yang berbeda, aku dan kalian bakalan jalan-jalan via dunia maya. Yap, VIRTUAL TRIP TO NUSA PENIDA melalui blog ini.

source : google.com


Udah pada tahu kan ya Nusa Penida itu apaan? Nusa Penida itu adalah salah satu pulau kecil di dekat pulau Bali yang termasuk dalam kabupaten Klungkung di provinsi Bali. Pulau ini sangat kecil dibandingkan dengan Bali. Eitss, tapi jangan salah. Tempat ini merupakan salah satu surganya tempat wisata. Aku sudah melihatnya dengan mata kepala sendiri pada saat KKN selama satu bulan, pulau ini memang keren dan masih alami bangett. Sayangnya belum banyak orang yang mengetahui keberadaan tempat wisata di pulau ini, bahkan ada anggapan bahwa di pulau ini tidak ada apa-apa. Hmm.. kalian salah besar, guys.

Jadi, untuk kalian yang penasaran dengan keindahan pulau Nusa Penida, aku akan mengajak kalian ke tempat wisata yang ada di Nusa Penida melalui virtual trip di blog ini. Setiap perjalanan akan di-posting 3-4 kali seminggu dengan tempat wisata yang berbeda-beda sampai akhir bulan Februari. Untuk yang mau ikutan, kalian tinggal berkunjung ke blog ini, tapi dengan satu syarat ya. Rahasiakan tempat ini dari para alayers yang dapat merusak kealamiannya! Hehehe

Oke, jadi rencananya kita akan berangkat hari ini. Apa saja yang harus disiapkan untuk menjelajah Nusa Penida? Let's check these lists out!


1.      Transportasi

-       Bagi kalian yang berdomisili di luar Bali, kalian bisa datang dulu ke Bali. Akses ke Nusa Penida dari Bali adalah dengan menggunakan kapal fery dan fast boat.  Bagi kalian yang ingin membawa motor atau mobil, kita bisa menggunakan fery dari pelabuhan Padang Bai yang terletak di Karangasem. Hanya terdapat satu fery yang digunakan untuk menghubungkan pulau Bali dan pulau Nusa Penida, yaitu kapal Roro (biasanya digunakan untuk mengangkut logistik, makanan atau bensin) dan jadwal pulang perginya hanya satu kali sehari. Pukul 08.00 WITA berangkat dari Nusa Penida ke Bali, lalu kembali ke Nusa Penida pada pukul 12.00 WITA. Kapal ini akan berlabuh di Desa Batu Nunggul. Jadi, untuk kalian yang berencana menginap di Nusa Penida dan membawa motor sendiri, kalian boleh memakai transportasi ini. Tapi bila tidak, bisa memakai transportasi lain yaitu fast boat.

-       Fast boat mengangkut penumpang ke Nusa Penida melalui Pantai Sanur. Waktu perjalanan dengan fast boat dari Sanur lebih singkat, sekitar 45 menit. Oleh karena itu, jadwal pulang pergi dengan fast boat lebih banyak, sampai 3 kali sehari. Pagi, siang dan sore, dengan biaya Rp.75.000 sekali perjalanan. Namun bila kita memakai fast boat, kita tidak bisa mengangkut motor atau mobil seperti fery. Tapi tenang saja, begitu sampai di pelabuhan yang ada di Desa Batu Nunggul atau Ped, ada banyak motor yang bisa kita sewa selama menjelajah Nusa Penida.

-       Nah, setelah sampai di Nusa Penida, transportasi yang kita pakai adalah motor. Sebenarnya disana juga tersedia rental mobil, namun perjalanan akan lebih praktis bila memakai motor, karena lebar jalan di Nusa Penida tidak besar. Hanya sekitar 4-5 meter. Jalannya juga masih berbatu, tidak banyak jalan yang sudah diaspal. Dan ketika kita menuju tempat wisata nantinya, medan yang akan kita lalui berupa tanjakan dan turunan. Selain itu, menggunakan motor juga lebih murah.

-       Oh iya, berkenaan dengan motor, kita juga akan memerlukan bensin. Karena Nusa Penida merupakan pulau kecil, pasokan bensin yang masuk terjadwal. Sekitar seminggu sekali. Di hari-hari biasa terdapat banyak warung yang menjual eceran, namun tetap saja terkadang sering habis sebelum jadwal kedatangan bensin dari Bali. Ini juga harus kita perhatikan nantinya sesampai di Nusa Penida.

-       Selain bensin, kita juga harus memperhatikan kesiapan kendaraan. Seperti yang aku bilang tadi, medan yang akan kita lalui bisa berupa bebatuan. Oleh karena itu setiap rental motor kita bisa tanya bagaimana prosesnya bila di tengah jalan ban motor kita bocor atau mogok. Sekedar informasi, Nusa Penida itu masih sepi. Paling banyak warga berada di kota atau daerah pesisir pantai. Dan daerah yang akan kita kunjungi nantinya tidak jarang yang berada di pelosok. Jadi sangat penting untuk menanyakan kontak yang bisa kita hubungi saat kita tidak bisa menemukan bengkel atau tukang tempel ban.

2.      Perlengkapan

-       Berhubung kendaraan yang kita gunakan adalah motor, ada baiknya kita membawa helm. Memang, di Nusa Penida nanti kita tidak akan menemukan polisi lalu lintas yang akan menilang kamu ketika ketahuan tidak pakai helm, tapi tetap saja keamanan yang utama kan?

-       Topi, masker, kacamata. Tiga hal ini sangat penting, terutama ketika berkendara apalagi saat tidak memakai helm. Menurut pengamatanku sendiri, keadaan Nusa Penida seperti daerah bukit Jimbaran yang ada di Bali. Pada saat bulan Agustus kemarin, daerahnya gersang dan panas. Banyak debu ketika berkendara, sehingga topi dan masker penting. Selain untuk berkendara, kacamata hitam  juga bisa dibuat untuk gaya. Jadi jangan lupa membawa kacamata favoritmu.

-       Bagi kamu yang takut kulitnya hitam, kamu bisa membawa jaket atau baju tangan panjang. Tapi untuk yang suka kulit eksotis, aku rasa tidak perlu. Banyak kok bule disana yang bahkan hanya memakai tank top dan celana pendek ditengah teriknya matahari. Di Nusa Penida kita akan banyak mengunjungi pantai dan laut, jadi jangan lupa juga untuk membawa baju renang mu yaa..

-       Selanjutnya adalah uang. Pengeluaran di Nusa Penida untuk berkunjung ke tempat wisatanya tidak terlalu mahal. Hanya beberapa tempat yang dikenai biaya, selebihnya kamu bebas untuk masuk. Namun bila ingin melakukan kegiatan seperti snorkling ataupun diving, kamu akan dikenai biaya. Untuk penginapan, kamu bisa bebas memilih sesuai harga yang ditawarkan. Harga berkisar dari Rp. 60.000 - Rp.300.000an keatas per-malamnya. Untuk harga makanan juga tidak terlalu mahal. Tenang saja, aku juga akan mengajak kalian semua untuk mencoba makanan khas di daerah ini.

-       Satu lagi yang tidak boleh lupa dibawa adalah alat untuk mengabadikan moment, apalagi kalau bukan kamera beserta segala perlengkapannya. Kamera HP, SLR, GoPro, tongsis, lensa fisheye, tripod, handycam, apapun itu jangan lupa dibawa untuk mengabadikan keindahan alam yang akan kita kunjungi nanti.

Liburan di Nusa Penida bisa dikatakan seperti petualangan. Jalan yang menanjak dan berbatu, bukit gersang, matahari yang terik, tapi itu semua menarik bagi yang punya jiwa petualang. Pulau kecil yang terbatas, tidak ada KFC, Mcd apalagi Pizza Hut. Tidak ada mall apalagi bioskop 21. Tapi semua hal itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan keindahan alam yang akan kita nikmati nantinya. YUK BERANGKAAT!! Lihat perjalanan selanjutnya disini,
Share:
Read More
,

Kamu, Si Gadis Bunga Desember



source : google.com
Sore itu angin berhembus kencang, menghantarkan hawa dingin ke sekujur tubuhku. Dengan refleks, ku rapatkan jaket yang sudah menemaniku dari semalam. 30 November 2014. Minggu sore yang sejuk. Jam tangan ku menunjukkan pukul 4. Aku dan dua orang teman ku baru saja selesai membereskan tenda dan perlengkapan lain yang kami gunakan untuk bermalam. Aku melihat sekelilingku, memastikan tidak ada barang yang tertinggal, terutama sampah. Sudah begitu luar biasa keindahan yang diberikan semesta. Mengotorinya bukanlah salah satu bentuk ucapan terimakasih kepada padang rumput di tepi danau Buyan yang kami gunakan sebagai tempat kemah selama dua hari satu malam ini.

Untuk merefresh pikiran setelah satu semester dicekoki dengan mata kuliah dan tugas, aku dan teman-temanku memutuskan untuk menghabiskan akhir pekan dengan kemah di area perkemahan Danau Buyan. Lokasinya yang terletak di daerah Bedugul -daerah dataran tinggi- membuat area ini memiliki iklim yang sejuk. Jaraknya juga tidak terlalu jauh dari Denpasar, hanya 2 jam dengan mengendarai mobil. Area ini menawarkan pengalaman kemah dengan view danau Buyan. Tidak heran banyak anak muda yang menghabiskan weekendnya sama sepertiku, mungkin juga seperti kamu. Bangun tenda, ngobrol, main gitar, tertawa, ngemil, minum, memandangi bintang ditemani dengan sebuah lampu baterai kecil.

Aku melihat sekelilingku sekali lagi. Kali ini benar-benar melihat ke sekeliling sambil berjalan kearah mobil yang akan membawa ku pulang ke Denpasar. Aku memegang sebuah buku, hanya kebiasaan. Kalau-kalau keadaan memaksaku untuk menunggu. Aku memperhatikan beberapa kelompok anak muda yang juga sedang membongkar tendanya. Ada 4 tenda yang berdiri di area ini sepanjang malam, dan aku belum menyadari kalau salah satu dari tenda itu adalah tenda mu. Akhir pekan telah usai. Aku selalu bertanya-tanya kenapa hari Minggu dan hari Senin itu jaraknya dekat sekali, tetapi hari Senin dan hari Minggu jaraknya jauh berhari-hari. Mungkin itulah alasan orang untuk membenci dan mengutuki hari Senin. Tapi tidak untukku. Aku yakin aku tidak akan membenci hari Senin, karena besok sudah memasuki masa minggu tenang. Libur. Seminggu. Seharusnya kupakai untuk belajar mempersiapkan UAS, tapi sepertinya belanja buku dan tenggelam didalamnya lebih seru. Aan Mansyur, Robert Galbraight, Haruki Murakami atau Dan Bro...

"ADUUHH!" sebuah tabrakan keras menyadarkan ku dari lamunan tentang buku apa yang akan aku beli nantinya, diikuti suara seorang gadis yang jatuh dihadapan ku. Suaramu. Seorang gadis manis. Kamu memakai jeans dan jaket tebal yang membungkus tubuh mungilmu. Rambutmu digerai dengan poni rata menutupi dahi. Diatas kepalamu terdapat sebuah topi kupluk merah jambu menyerupai bola berbulu tebal, bukan berbahan rajut seperti topi kupluk kebanyakan, melainkan berbahan ratusan atau ribuan benang pendek berwarna merah jambu cerah yang mencuat seperti...

"Bunga Desember.." kata ku pelan saat melihatmu pertama kali.

"Duuuhh, bukannya dibantu malah ngeliatin. Apa lo bilang tadi?" Kamu mengaduh lagi sambil membersihkan tanah dan rumput yang menempel di jaketmu. Dari aksenmu aku mengira mungkin kamu berasal dari Jakarta.

"Eeehh.. Maaf, maaf.." Jawabku, tak sadar kamu sudah bangun sendiri. Mungil sekali. Tinggi mu hanya setinggi lenganku. Pantas saja saat bertabrakan kamu sampai jatuh tapi aku tidak kenapa-kenapa. Pada saat itu aku berfikir mungkin wajah mu hanya sebesar telapak tanganku.

"Nih, buku lo" kamu berkata singkat, memberikan bukuku yang kamu pungut, lalu pergi begitu saja. Saat itu aku menyesal tak langsung menanyakan namamu atau asalmu. Gadis Bunga Desember, aku menyebut mu begitu.

"Woii, liat apa? Melamun khe ya? Awas kesambet leak khe." Wayan menyadarkan ku dengan logat khasnya. Temanku yang satu ini memang asli orang Bali.

"Cepat kau Gir, aku mau ketemu lagi sama cewekku nih! Udah nunggu dia di Denpasar." Danu nimbrung. Kalau yang ini asli orang Medan. Merantau ke Bali hanya untuk kuliah.

"Iya..iyaa.." Jawabku cepat sambil berjalan ke mobil. "Udah semua nih? Gak ada yang ketinggalan kan?"

"Udah. Tancap lae!" Jawab Danu.

Aku menghidupkan mobil dan kembali melihat sekeliling. Melihat kamu yang masih sibuk membereskan tenda, tertawa dengan teman-teman mu. Kemudian menginjak gas dan berjalan menjauh. Masih terus memikirkan mu, ingatanku kembali ke masa lampau, bertahun-tahun lalu. Masih jelas di ingatanku, seperti scene salah satu film yang diulang kembali.

Waktu itu ada Ibu, aku dan bunga. Ibu adalah orang yang paling suka bunga yang pernah aku temui. Papa sampai membuatkannya taman kecil untuk tanaman hias koleksinya. Paling banyak tanaman anggrek. Ada yang digantung, ada yang ditaruh dalam pot. Namun yang paling menarik perhatianku adalah salah satu pot yang tidak ada tanamannya.

"Bu, kenapa pot yang itu tidak ada tanamannya?" aku penasaran.

"Ada anakku, tapi sekarang dia belum muncul. Namanya Bunga Desember. Dia akan berbunga saat musim hujan tiba. Karena curah hujan umumnya makin tinggi saat bulan Desember, bunganya pun mulai tumbuh saat bulan Desember. Di dalam tanah yang ada di pot itu, ada umbi yang akan tumbuh dan berbunga." Saat itu, Ibu menjelaskan sambil menyirami beberapa tanamannya.

Penjelasan Ibu membuatku makin penasaran. Sudah beberapa Desember terlewati dalam hidupku, tapi aku tak pernah menaruh perhatian sedikitpun kepada bunga Desember. Tidak pernah melihat bentuk dan warnanya seperti apa. Sejak saat itu aku menanti tumbuhnya bunga Desember. Dua bulan lagi, pikirku.

Memasuki akhir November, aku semakin sering mengunjungi taman kecil Ibu. Melihat bagaimana umbi bunga Desember muncul sedikit demi sedikit. Lalu ketika bulan Desember dan musim penghujan tiba, sedikit demi sedikit tunasnya mulai muncul. Diikuti kelopak bunga yang mulai tumbuh dan akhirnya mekar. Bunga Desember cantik sekali. Bunganya berbentuk payung dan berkoloni membentuk bola. Ada warna kuning di ujungnya. Seperti luncuran kembang api saat tahun baru.

Namun selagi aku sibuk mengamati dan mengagumi bunga Desember ditengah derasnya hujan di luar sana, sesuatu yang tidak pernah aku inginkan terjadi. Aku mendengar pecahan piring bersamaan dengan bentakan Ayah, lalu disusul tangisan Ibu. Makin hari makin menjadi. Bahkan sesudah bunga Desember layu dan menghilang pun -ternyata bunga ini hanya mekar selama beberapa hari-, mereka tetap bertengkar. Aku tidak mengerti, yang ku tahu keesokan harinya Ayah pergi dan tidak pulang lagi kerumah. Lalu aku diantar ke rumah Nenek oleh Ibu. Ibu menangis didepanku, mengusap kepalaku dengan sayang, kemudian pergi. Sampai sekarang tidak kembali.

Kamu tahu? Sejak saat itu aku menyesali keingintahuanku akan bunga Desember, sampai tadi aku bertemu dengan kamu, si gadis bunga Desember, untuk pertama kalinya.

*****

"Hei! Lo yang kemaren nabrak gue di Buyan kan?" seseorang mengejutkanku. Saat itu aku sedang menghabiskan waktu sore ku di cafe kecil yang ada di daerah Renon, membaca buku kumpulan puisinya Aan Mansyur yang belum selesai ku baca sejak sebulan yang lalu. 1 Desember 2014. Di luar sedang hujan deras. Sudah mulai memasuki musim penghujan. Aku mendongakkan kepalaku dan melihat kamu, si gadis bunga Desember.

"Ehh.. kamu bung.. ehh.. iya, kamu yang semalam aku tabrak. Hai." Jawabku kaget. Saat itu aku sangat berterimakasih kepada semesta karena kembali mempertemukan aku dengan mu.

"Boleh sharing gak mejanya? Cuma di tempat duduk ini aja yang ada colokannya. Buat laptop." Katamu sambil menunjukkan ransel dibelakangmu.

"Iya boleh, duduk aja" Jawabku, masih tak percaya kamu muncul dihadapanku. Topi kupluk merah jambu itu tidak lagi bertengger diatas kepalamu. Rambutmu diikat keatas tidak terlalu tinggi, jelas memperlihatkan bentuk mukamu. Rahangmu. Pipimu. Matamu. Kali ini kacamata dengan frame hitam menghiasi wajahmu. Manis.

"Makasih ya.. Aku Tara, kamu?" Lo-gue berganti menjadi aku-kamu, mungkin kamu ingin menghargaiku yang tidak biasa ber-lo-gue sama sekali. Segera aku sambut uluran tangan mu dengan senang hati.

"Giri." Aku tidak bisa melepaskan pandanganku darimu. Kamu duduk, memasang kabel pengisi baterai dan mulai membuka laptopmu. Tergesa-gesa. "Diburu deadline ya?"

"Ehh.. Iya nih.. Harus nyetor kerjaan gambar sebelum jam 6 sore. Via email sih" jawabmu.

"Kerja apa?"

"Nggak kerja sih, freelance aja. Masih kuliah soalnya di Unud." Sesekali kamu membetulkan kacamatamu yang merosot dengan jari telunjuk.

"Oh ya? Aku juga kuliah di Unud. Teknik Mesin. Kamu?"

"Aku ambil Teknik Arsitektur. Kok ga pernah lihat kamu ya?"

"Iya.. Aku juga belum pernah tahu kamu sebelumnya. Padahal gedung kita sebelah-sebelahan." Aku langsung mengutuki diriku yang selalu langsung meninggalkan kampus seusai kuliah. "Kamu.. mirip bunga desember ya?" Lanjutku. Percayalah, ketika kamu tertarik dengan seseorang, kamu tidak akan mengira kata-kata apa yang bisa keluar dari mulutmu.

"Bunga Desember?" Kamu memiringkan kepalamu sedikit ke kiri ketika ingin tahu.

"Iya, bunga yang muncul saat musim penghujan tiba. Biasanya berbunga di bulan Desember. Bunganya cantik. Kamu juga cantik." Gombalan terkonyol yang pernah aku lakukan. Sial.

"Hahaha.." Kamu tertawa mendengar penjelasanku. Suara tawamu renyah. "Kamu aneh. Anak Teknik Mesin, badan tinggi tegap, rambut gondrong, tapi penyuka bunga dan bacaannya Aan Masyur." Kamu melirik kecil kearah buku yang ada ditanganku. "Di kafe, sendirian pula. Seharusnya kamu itu dengerin music hardcore, pake baju hitam-hitam, nongkrong sama teman-teman mu dan gombalin cewek-cewek kekinian."

"Wow.. woow.. Begitukah kalian para wanita menilai seorang anak Teknik Mesin?" Aku membela diri yang dibalas dengan suara tawamu sambil mengangkat bahu. Sore itu hujan masih jatuh dengan derasnya, langit kelabu dan jalanan sepi. Tapi satu yang aku sadari, aku telah jatuh hati kepada seorang gadis dihadapanku. Kepada kamu, si gadis bunga Desember.

****

Begitulah pertemuan kedua kita yang sampai sekarang masih ku ingat. Sudah enam hari berlalu. Aku masih bisa merasakan renyah tawa mu, cara mu membetulkan letak kacamatamu atau kepalamu yang kamu miringkan sedikit ke kiri ketika rasa ingin tahumu datang. Aku senang ketika kita bersepakat untuk saling bertukar kontak dan semakin dekat dari hari ke hari. Aku bersyukur kepada semesta yang seakan-akan mengerti perasaan ku kepadamu. Aku tahu, akan terlalu cepat untuk mu jika aku terus terang tentang perasaan ku. Bahkan untuk bertanya bahwa kamu sudah punya kekasih saja aku merasa tidak berhak. Sampai kemarin lusa, ketika kamu mengiyakan ajakan ku untuk sarapan bersama di warung dekat kosan mu. Kamu bilang bahwa kamu penasaran dengan bentuk bunga Desember yang selalu aku bahas bila bersama dengan mu. Katamu kamu sudah mencoba mencari tahu di internet, tapi tetap saja ada yang kurang bila tidak melihat langsung.

Maka disinilah aku, tujuh hari sejak pertemuan pertama kita di tepi danau Buyan. Aku memegang pot kecil berisikan bunga Desember yang sedang berbunga. Warnanya merah jambu, bunganya seperti bola berbulu dan terdapat warna kuning di ujungnya. Aku menunggu mu pulang, entah dari mana, di beranda kos mu. Diluar hujan deras. Aku menyesali kedatanganku yang tiba-tiba. Seharusnya aku menghubungi mu terlebih dahulu.

Satu jam.. Satu setengah jam.. Dua jam berlalu.

Hujan sudah reda, namun mendung masih menyelimuti langit. Tiba-tiba aku mendengar suara dari arah gerbang. Suara tawamu yang renyah, diikuti oleh suara tawa seorang pria. Cukup jelas terlihat dari atas sini, dari beranda kos mu yang terletak di lantai 2. Cukup jelas terihat bagaimana pria itu menatapmu, memelukmu dan mencium keningmu. Cukup jelas terlihat bagaimana bahasa tubuhmu yang malu-malu dan rona merah diwajahmu. Cukup jelas terlihat topi kupluk merah jambu yang kembali bertengger di kepalamu, mungkin untuk menghangatkanmu dari dinginnya musim hujan seperti ini. Aku hanya bisa panik dan bersembunyi ketika kamu mulai melangkah menuju kamar mu. Melihatmu memutar kunci, membuka pintu lalu masuk dan menghilang.

Seperti seorang pengecut, aku tinggalkan bunga Desember di depan pintu kamarmu. Berharap pemberianku mampu meredakan rasa ingin tahumu. Tapi kamu tahu? Kamu mirip sekali dengan bunga Desember. Semula tidak ada, lalu tiba-tiba muncul dihidupku pada musim penghujan. Mungil, kecil, namun selalu ditunggu. Mempunyai mahkota bola merah jambu, seperti bunga Desember yang sedang mekar. Membuat riang setiap orang yang melihatmu, seperti bentuk bunga Desember yang menyerupai luncuran kembang api pada saat tahun baru. Menjadi penyembuhku disaat aku merindukan Ayah dan Ibu, seperti khasiat bunga Desember yang mampu menjadi penyembuh luka. Sekarang pun, kamu sama seperti bunga Desember. Hanya berkembang segar selama tujuh hari lalu layu dan menghilang.

Dan kamu tahu? Untuk kedua kalinya, aku menyesali keingintahuanku akan bunga Desember. Selamat tinggal kamu, si Gadis bunga Desember.


Januari, 2016

Share:
Read More

Patah Hati Terbesar


source : tumblr

Jadi ceritanya, aku baru selesai baca buku ke-tujuhnya Raditya Dika yang berjudul Koala Kumal untuk yang ke dua kalinya. Buku ini bercerita tentang patah hati yang dikaitkan pada semua aspek. Tentang gimana kita dibuat patah hati sama orang-orang sekitar kita, gimana kita tanpa sengaja ngebuat orang sekitar kita patah hati dan gimana patah hati bisa ngubah hati atau cara pandang kita sendiri. Gara-gara buku ini aku jadi terinsipirasi bikin tulisan gimana patah hati terbesar bisa nyadarin dan ngerubah cara pandang ku sendiri.
Tulisan ini berbicara tentang masa SMK, dimana semua hal dalam hidupku terasa sempurna. Aku punya keluarga yang baik dan berkecukupan, teman-teman yang selalu ada, prestasi dan kegiatan sekolah dan juga.. pacar. Sebagai anak remaja yang mulai cinta-cintaan, patah hati justru terjadi disaat-saat itu. Dihianati oleh orang tersayang yang berujung kehilangan 2 orang terdekat, pacar dan teman. Seketika itu juga kehidupan sekolah terlihat membosankan.
Sejak itu aku menjadi lebih sering dirumah. Untuk mengalihkan fokus dari patah hati, aku lebih sering menghabiskan waktu dengan keluarga. Dan dari masa-masa ini aku tersadar satu hal, bahwa selama ini aku terlalu sibuk dengan diriku, lingkunganku, dan kegiatanku sendiri.
Aku tidak menyadari bahwa selama ini aku sudah jarang bertemu mama karena kesibukan sekolah dan bimbel, kalaupun weekend pasti dipakai untuk jalan bareng teman-teman. Aku tidak menyadari bahwa akhir-akhir ini papa sering terlihat lelah akibat bekerja sampai malam, kumisnya sudah kepanjangan hampir menyentuh bibir dan badannya tidak segemuk dulu. Aku tidak sadar bahwa adik perempuan ku sudah memasuki masa remajanya dan membutuhkan teman untuk cerita. Aku tidak sadar bahwa adik laki-laki ku satu-satunya tidak punya teman bermain karena papa dan yang lainnya sibuk bekerja. Aku tidak sadar bahwa diantara orang-orang yang menyakiti masih ada sahabat yang bahkan rela berkorban demi kepentingan temannya sendiri. Dan aku tidak sadar bahwa aku berada di tahun ketiga sekolah, ada banyak hal penting yang harus difikirkan dan diperjuangkan seperti ujian akhir dan perguruan tinggi negri daripada cinta sialan yang menyakitkan.
Seperti  bagian akhir dari buku Koala Kumalnya Raditya Dika, yang cerita gini :

Nyokap melihat ke mata gue, naluri seorang ibu tampaknya membuat dia tahu apa yang bikin gue bersikap beda malam itu. Nyokap lalu bertanya, 'Dik, kamu pernah tahu gak istilah Mama untuk orang yang sudah pernah merasakan patah hati?'
'Apa, Ma?'
Nyokap menatap muka gue, lalu bilang, 'Dewasa.'

Ya, dewasa. Aku teringat saat aku akhirnya ngajak adik laki-lakiku main sepeda ke kompleks belakang rumah, sekalian beli jajan dan ngelihat rusa yang ada disana. Aku lihat betapa senangnya dia bisa main disana, ngumpulin rumput untuk ngasi maka rusa dan bilang 'Kak, besok kita kesini lagi ya!' dengan muka riang.


Sial, karena nulis ini aku jadi kangen rumah.
Share:
Read More

Cara Membuat Mie Kuah Enak

source : pinterest.com
Halo, sekarang aku lagi mengantri menunggu plat nomor selesai dibuat di kantor samsat Renon. Sudah tiga hari ini aku bolak balik kantor samsat - polda untuk mengurus pajak motor. Berhubung batas STNKnya sudah 5 tahun plus denda 9 bulan dan harus ganti plat, sekalian aja balik nama dan mutasi ke Denpasar. Ternyata ribet sekali mengurus beginian, blum lagi harus ke Mengwi karena STNK masih daerah Badung. Tapi, over all semua prosesnya jelas dan mudah karena petugas samsat selalu mengarahkan setelah ini mau kemana dan selanjutnya kemana. Jadi sebenarnya mengurus yang beginian tidak perlu pakai calo, urus sendiri bisa kok :D 

Well, back to topic. Pada tulisan kali ini, aku akan bahas cara membuat mie kuah -yang menurutku- enak. Jadi ceritanya dulu itu aku lagi numpang makan di kosan sahabatku, Nadia, dan dibuatin mie kuah sama dia (Udah numpang, dibuatin lagi. Enak banget kan punya sahabat kayak gini haha. Kalo mau tau orangnya bisa liat ke ignya dia @gresnadiaa *eeaa promosi). Gak tau kenapa, mie nya enak dan beda. Padahal sama-sama mie instan. Jadi, untuk kalian yang ngira ini adalah tutorial masak mie kuah dengan segala bumbu dan pernak-pernik didalamnya, maaf saya tidak ahli dalam hal itu.  

Semenjak itu cara aku buat mie kuah berubah sesuai resepnya Nadia dan kata temen-temen sih enak. Buktinya pas KKN, setiap aku mau masak mie kuah, ada aja temen-temen yang pada nitip buatin (ga tau sih karena emang enak atau karena mereka males bikin). Oke langsung saja ya, begini step by stepnya :

1.   Siapkan alat dan bahan yang diperlukan, misalnya mie kuah instan rasa apa aja yang kamu suka. Karna aku sukanya rasa kari, jadi yang dipake di tutorial ini rasa kari. Trus siapin kuali (wajan). Kalo bisa sih jangan pake panci karna kita mau goreng-goreng dulu sebelum masak mienya.

2.   Tuang minyak secukupnya untuk goreng telur. Sarannya jangan kebanyakan pake minyak, ntar namanya berubah dari mie kuah jadi mie minyak. Jangan pake minyak jelantah juga, ntar bisa jadi mie minyak jelantah *eeuuhh
Minyak secukupnya. Maafkan kuali saya yang sudah lama beradu dengan sendok penggorengan besi.


3.     Setelah minyaknya panas, tuang telur dan tunggu hingga setengah matang. Setelah itu orak-arik telurnya sampai mengkristal. Goreng hingga kering sambil terus di orak-arik.

Orak-arik sampai kering
4.  Nah setelah telurnya selesai, masukkan air yang akan dijadikan sebagai kuah kedalam wajan yang berisi telur. Lebih baik pakai air panas supaya air lebih cepat mendidih. Tapi gapapa juga kalo yang ada cuman air dengan suhu normal, yang penting airnya bersih.

5.   Setelah air tersebut mendidih, masukkan mie instan. Kalo yang ini tergantung selera kita aja. Kalo suka yang pendek-pendek, mienya bisa diremukkan terlebih dahulu. Tapi kalo suka yang panjang-panjang, mienya langsung dimasukkan aja ke air mendidih *apaasiiih
Masukkan mie dan tunggu hingga matang...
6.  Selagi menunggu mie matang, kita bisa mempersiapkan bumbu. Kata temen ku yang anak pangan, kalo bumbu mie instan itu ga boleh dimasukkin langsung selagi masak. Kalo dilihat-lihat dari cara memasak yang ada di bungkusnya, bumbu harusnya langsung ditaruh di piring atau mangkok yang bakal dijadiin tempat makan. Jadi untuk tutorial ini, aku menggunakan cara yang diinstruksikan dari perusahaan mie nya saja.

7.   Selagi menunggu mie matang kita juga bisa mencampur pernak-pernik kedalam mie agar menambah warna pada mie seperti cabai, sayur, daging atau sosis. Berhubung saat ini uang bulanan belum datang dan bahan makanan sudah habis semua, jadi tutorialnya cuman pake telur gapapa yaa

8.     Nah, kalo mienya udah matang, langkah selanjutnya adalah matiin kompor kamu. Ya, matiin kompor karena masakan kita udah selesai!! Mie berserta telur dan kuahnya tinggal dituang kedalam piring atau mangkok, lalu diaduk sampai merata dan bumbu larut di kuahnya.

9.  Kalo semuanya sudah bercampur dan... TADAAAA!! Jadi deh, mie kuah enak. Lebih enak dimakan saat panas. Lebih enak lagi kalo mienya gratisan, atau.. dibuatin sama kamu. iya kamuuu heheww
Gak usah ngiler gitu dong, sana buat sendiri haha
Trus enak dan bedanya dimana? Kalo menurutku bedanya itu di telurnya. Kalo aku sebelumnya, masak mie kuah itu telurnya dimasukkan setelah mienya setengah matang, kali ini telurnya sudah di goreng diawal. Jadi rasanya lebih gurih dan gak terlalu eneg karena telurnya ga bersatu sama kuahnya. Selain itu rasa kuahnya pun lebih terasa, hhmm jadi pengen masak mie kuah lagi. Yasudah, sekian saja tutorial gak penting kali ini. Percayalah, tulisan ini dibuat hanya untuk membunuh waktu selagi menunggu, dan juga membantu para anak kos yang mungkin belum tau masak mie kuah sendiri atau kalian yang merasa mie kuahnya selama ini gak enak. Hehehe dadaaaaah!
Share:
Read More